Senin, 10 Mei 2010

Jawa Pos (Radar Bojonegoro)


Minggu, 09 Mei 2010.
Dikembangkan Jadi Paket Wisata

BLORA Potensi wisata geologi atau sumur minyak tua merupakan aset yang tidak bisa ditiru oleh daerah lain. Potensi wisata tersebut sekaligus menjadi sarana pendidikan sehingga Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (KPKPOR) akan mengembangkan menjadi paket wisata. ''Potensi itu selama ini belum tergarap maksimal,'' ujar Kabid Pariwisata DPKPOR Blora, Pratikto Nugroho.

Dia mengatakan, selama ini secara berkala banyak kunjungan wisata di sumur-sumur minyak tua yang ada di Blora. Seperti di Desa Ledok Kecamatan Sambong yang masih banyak penambangan sumur tua dengan peralatan yang masih sederhana. Selain itu, banyak sumur angguk di lokasi tersebut. Semua itu, menurut dia, mempunyai daya tarik sebagai sebuah wisata. ''Apalagi ditunjang dengan alam yang indah. Pemandangan seperti itu hanya ada di Blora,'' tuturnya.

Menurut dia, selama ini sudah banyak yang datang untuk melihat keunikan tersebut. Hanya, menurut dia, para wisatawan itu belum terkoordinir dengan baik. Kedatangan mereka hanya diketahui pihak pengelola yakni Pertamina. Sebab, pengelolaan sumur minyak itu berada di bawah kekuasaan Pertamina. Padahal, menurut Pratik, hal itu bisa dikembangkan menjadi paket wisata. Karena itu, dia sudah koordinasi dengan Pertamina untuk bekerja sama mengelolanya menjadi sebuah paket wisata. ''Komunikasi sudah kami bangun, nanti akan ada pengembangan sarana di lokasi. Misalnya rest area atau sarana penunjang,'' tandasnya.

Selain itu, Blora juga kaya dengan potensi geologi. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya temuan fosil di sejumlah wilayah di Blora. Juga banyak ditemukan struktur tanah yang menarik. Sehingga banyak menjadi pusat perhatian dan bahan penelitian para ahli geologi. Bukan hanya dari dalam negeri, namun ahli geologi luar negeri juga tak jarang datang ke Blora. ''Jika semua itu dikembangkan, akan menjadi wisata alternatif yang menarik,'' katanya.

Pratik mengaku tidak tahu apakah saat datang dan berkunjung ke lokasi tersebut para wisatawan itu membayar atau tidak. Hanya, sebagai pihak yang berkecimpung di dalam dunia pariwisata, dia melihat potensi itu bisa dikembangkan menjadi wisata andalan. Taruhlah untuk lokasi dan pengelolaan wisatanya tetap berada di tangan Pertamina. Namun, pemkab bisa menyediakan sarana penunjang. Seperti pusat cindera mata, pusat jajanan atau lainnya. Selain itu, bisa ditambah dengan paket kesenian di sekitar lokasi. ''Rest area bisa dibangun di sekitar lokasi. Kemudian kita lengkapi fasilitasnya di sana,'' cetus dia.

Dia melihat saat ini kecenderungan orang untuk kembali ke alam semakin kuat. Dia menyebut, bagaimana saat ini begitu digemarinya wisata outbond. Banyak orang, bahkan perusahaan-perusahaan yang membawa anak buahnya untuk bersama-sama bermain di alam bebas di lokasi oubond misalnya. Atau bagaimana digemarinya lokasi-lokasi wisata yang berbasis alam. ''Karena selain indah juga sehat. Dan, di Blora ditambah dengan ilmu pengetahuan. Ada peluang seperti ini kenapa tidak maksimalkan,'' ujarnya. (ono/wid)

Sumber : (ono/wid), "Dikembangkan Jadi Paket Wisata", Jawa Pos (Radar Bojonegoro), Minggu - 9 Mei 2010, http://www2.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157479, (Senin, 10 Mei 2010)

=======

Minggu, 09 Mei 2010.

Wisata Geologi : Rekreasi dan Ilmu Pengetahuan

BLORA Kabupaten Blora tidak hanya kaya lokasi wisata alam berupa gunung, waduk, dan lainnya. Kabupaten di ujung timur Jawa Tengah ini juga kaya dengan obyek wisata yang bukan hanya menyuguhkan panorama yang elok untuk memanjakan mata. Namun, juga menyediakan wisata yang mengandung ilmu pengetahuan yakni wisata geologi. Wisata ini bisa tentang minyak bumi dan proses mengambilnya. Juga, wisata geologi tentang fosil-fosil binatang purba.

Inilah yang saat ini sedang menjadi rancangan besar Pemkab Blora. Jenis wisata ini mulai dirintis untuk dikembangkan. Obyek wisata geologi merupakan wisata alam atau kegiatan wisata di bidang ilmu kebumian dengan obyek berupa lokasi yang berkaitan erat hasil proses geologi yang terkandung dan tersimpan di dalam alam. Aantara lain geologi wisata yang berhubungan dengan minyak dan gas bumi.

Lokasi wisata geologi ini kebanyakan berada di perbukitan atau di tengah-tengah kawasan hutan jati yang berada diwilayah Kabupaten Blora dan sekitarnya. Meski demikian sangat mudah dijangkau kendaran bermotor. Sebut saja kawasan sumur minyak tua di Desa Ledok Kecamatan Sambong. Di desa ini masih dijumpai produksi minyak mentah dengan cara tradisional. Yakni, satu tim berkisar 15 orang bersama-sama mengambil minyak mentah dari dalam sumur. Yang digunakan adalah timba yang terbuat dari pipa dengan panjang menyesuaikan kedalaman sumur. Namun, rata-rata di atas 20 meter. Timba pipa itu ditali dengan tali baja. Untuk menimba minyak, belasan orang itu menarik tali hingga timba pipa itu keluar dari sumur. Setelah timba keluar ada orang yang bertugas menumpahkan minyak yang mengalir menuju ke penampungan.

Jika ada yang sedikit modern, diganti dengan tenaga mesin. Biasanya menggunakan mesin mobil bekas yang sudah tidak aktif lagi. Yang dibutuhkan hanya mesinnya saja yang bisa menggerakkan peleg roda. Peleg itulah yang digunakan untuk menggulung tali baja sehingga timba pipa keluar dari sumur. Yang lebih modern lagi dilakukan oleh Pertamina dengan menggunakan sumur angguk dan lainnya. Semua pekerjaan itu sangat menarik dinikmati.

Sumur minyak baik yang diproduksi tradisional maupun yang modern banyak berada di wilayah hutan milik Perhutani. Sebut saja kawasan Wonocolo yang masuk di kawasan hutan jati KPH Cepu. Karena pada umumnya lokasi sumur minyak itu berada di perbukitan atau di tengah kawasan hutan, hal ini sangat menarik, unik dan menawan sehingga banyak dikunjungi wisatawan.

Sedangkan untuk fosil, Blora tak kalang menterengnya. Kecamatan Kradenan adalah gudangnya temuan fosil binatang purba. Tahun lalu ditemukan fosil utuh gajah purba. Saat ini, fosil yang sudah diangkat itu disimpan di museum geologi Bandung. Lokasi temuan fosil di pinggir sungai Bengawan Solo. Jika pengunjung tertarik dengan fosil, bisa datang ke museum Mahameru yang menyimpan sejumlah koleksi fosil temuan dari kecamatan ini. Ada fosil kepala dan tanduk kerbau purba, fosil gading gajah purba, dan berbagai fosil lainnya. (ono/wid)

Sumber : (ono/wid), "Wisata Geologi : Rekreasi dan Ilmu Pengetahuan", Jawa Pos (Radar Bojonegoro), Minggu - 9 Mei 2010, http://www2.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157478, (Senin, 10 Mei 2010)

=======

Minggu, 09 Mei 2010.
Panwaskab Pertajam Pengawasan
Pasangan Calon Manfaatkan Pertemuan Informal

BLORA - Panwaskab meminta panwascam agar mengawasi ketat pelaksanaan pilkada. Pengawasan kampanye termasuk penggunaan fasilitas negara. ''Kami minta semua kemungkinan diawasi,''kata Ketua Panwaskab, Wahono dalam rapat koordinasi dengan panwascam di kantor pemkab kemarin.

Menurut dia, penggunaan fasilitas negara sangat mungkin terjadi. Sehingga semua panwascam diminta untuk terus waspada. Dia mengatakan, ada banyak modus dan cara yang bisa digunakan para calon atau para pendukung dan tim suksesnya untuk mengelabuhi petugas. Karena itu, petugas di lapangan harus lebih cerdik dan terus bersemangat melakukan tugas pengawasannya. Selain mengawasi kemungkinan pelanggaran, Panwaskab juga terus memburu atribut pasangan yang dipasang di tempat larangan. ''Kami juga menyisir kantor dan instansi untuk memastikan bahwa di instansi pemerintah itu tidak dipasangi ganbar pasangan calon. Karena itu memang tidak boleh tambahnya.

Usai rakor kamarin, diharapkan para anggota Panwascam mempunyai pandangan dan paradigm yang sama dalam menentukan apakah sebuah kegiatan masuk pelanggaran atau tidak. Sebab,kemarin peserta rakor juga diberi meteri pengawasan. Panwascam juga diberi materi dan bahan berupa aturan hukum yang bisa digunakan untuk menentukan apakah suatu kejadian atau kegiatan bisa disebut pelanggaran atau tidak. ''Petugas kami tidak asal omong. Selalu ada bukti yang memang ada regulasi yang dilanggar ketika ngomong soal pelanggaran,'' katanya.

Sementara itu, meski genderang kampanye belum ditabuh, namun para calon sudah sejak lama memulai langkahnya untuk menarim simpati massa. Para calon ini memanfaatkan pertemuan informal untuk mencari dukukungan. Seperti yang dilakukan pasangan Yudhi Sancoyo-Hestu Bagiyo Sunjoyo (Yes) misalnya yang rajin melakukan kegiatan ngopi bareng. Pasangan ini rajin mengunjungi warung-warung kopi di sejumlah daerah. ''Di situ kami ngobrol soal apa saja. Termasuk harapan warga pada calon pemimpinnya nanti,'' nujar Yudhi Sancoyo.

Dengan melebur menjadi warga biasa dalam kegiatan ngopi bareng itu, Yudhi mengaku bebas menerima masukan. Warga, katanya, juga tidak canggung, sehingga semua hal yang ingin disampaikan bisa terucap dengan lancar.''Kegiatan itu sekalian untuk menggali aspirasi,'' tambahnya.

Sementara pasangan Warsit-Lusiana (Wali) juga tak mau kalah. Pasangan ini juga sudah melakukan konsolidasi di lapangan. Mereka menyisir daerah Blora selatan sebagai basis dukungan. Warsit yang popular menjadi daya tarik sendiri. Namanya mampu mendongkrak popularitas pasangan yang diusung PDIP ini. Sehingga, untuk wilayah Blora selatan dukungan untuk calon ini cukup kuat.

Bagaimana dengan pasangan nomor urut 3, Djoko Nugroho-Abu Nafi (Kolbu)? Pasangan ini mempunyai nama besar yang sudah cukup dikenal Djoko Nugoro (Kokok) adalah adik kandung mantan bupati Blora almarhum Basuki Widodo. Kokok bersaudara selama dikenal sebagai tokoh yang dekat dengan rakyat. Bahkan, Kadarisman (kakak kandung Kokok) yang juga mantan anggota DPRD Blora merupakan tokoh yangb selalu membela kepentingan warga. Sehingga kemunculan Kokok praktis akan menarik simpati para pendukung kakak-kakaknya yakni almarhum Basuki Widodo dan Kadarisman.

Sementara Abu Nafi namanya juga berkibar karena sebagai ketua PC NU Blora. Di kalangan birokrasi dia juga cukup mengakar. Mantan Kepala Dinas Perhubungan ini mempunyai jaringan yang kuat di birokrasi. Selama ini kegiatan pasangan ini juga sering melakukan pertemuan tatap muka dan kegiatan informal lainnya. Seperti memberikan bantuan-bantuan untuk warga yang membutuhkan. Tiga pasangan cabup di Blora nampaknya lebih suka menggunakan pendekatan langsung untuk menarik simpati warga. (ono/nas)

Sumber : (ono/nas), "Panwaskab Pertajam Pengawasan - Pasangan Calon Manfaatkan Pertemuan Informal", Jawa Pos (Radar Bojonegoro), Minggu - 9 Mei 2010, http://www2.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157476, (Senin, 10 Mei 2010).

=======

Tidak ada komentar:

Posting Komentar