Sabtu, 31 Oktober 2009

Wawasan - PAD MENINGKAT




Friday, 30 October 2009

PAD 2009 meningkat

BLORA - DPRD Kabupaten Blora, Kamis (29/10) mengelar sidang paripurna penyampaian nota pertanggungjawaban APBD 2008 yang disampaikan langsung oleh Bupati Blora, RM Yudhi Sancoyo. Dalam laporannya, pada realisasi APBD 2008, pendapatan asli daerah mengalami peningkatan, seperti pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Selain itu, Bupati juga menyampaikan Kebijakan Umum Anggaran(KUA)/PPAS APBD perubahan 2009. Dalam draf perubahan itu, pendapatan mengalami penurunan dari Rp 714.064.960.000 menjadi Rp 713.980.086.000, atau mengalami penurunan sebesar Rp 84.604.000.

Untuk sektor belanja juga mengalami perubahan, dari Rp 871.729.611.000 menjadi Rp 873.491.786, atau ada kenaikan sebesar Rp 1.846.779.000. Di sektor pembiayaan juga tidak luput mengalami perubahan dari Rp 157.665.800 menjadi Rp 159.511.700, atau mengalami kenaikan Rp 1.845.900.000.

Sedangkan sisa lebih pembiayaan anggaran berkenaan (SILPA) mengalami perubahan dari Rp 879.000 menjadi Rp 0, atau tidak ada Silpa sama sekali.

Ketua DPRD HM Kusnanto mengatakan, akan membahas secara maraton rancangan perubahan APBD 2009. Menurutnya, sebelum 16 November, APBD perubahan sudah diselesaikan oleh DPRD.

”Anggota dewan akan membahas perubahan ini secapatnya agar cepat selesai, karena tahun 2009 tinggal dua bulan lagi, setelah itu baru dilakukan pembahasan RAPBD 2010 yang sudah diajukan oleh eksekutif,” ujar Ketua DPRD dari Partai Golkar ini. K.9-Tj

Rabu, 28 Oktober 2009

tabloid Asli Blora - LOWONGAN 43 PEJABAT



43 Pejabat akan diisi Desember 2009

 

BLORA, SR- Sebanyak 43 Pejabat eselon II sampai eselon IV B terhitung mulai 1 Nopember 2009 dipastikan akan kosong.

   

Tak kurang 7 pejabat eselon II atau sejajar dengan eselon II akan ditinggalkan karena pensiun sebanyak 3 orang, Seorang Mengundurkan diri  dan 2 orang meninggal dunia serta 1 jabatan yang masih dikosongkan saat pengisian SOTK awal tahun lalu.

 

“Untuk jabatan yang dikosongkan Bupati yakni Staf ahli Bupati bidang Ekonomi dan Keuangan, padahal di SOTK hal itu muncul,” kata ketua Forum Transparansi Blora Amin Faried.

   

Menurut Amin kekosongan jabatan yang sebanyak itu hendaknya segera diisi oleh bupati Blora. Alasannya kekosongan yang berlarut akan berdampak pada jalannya roda pemerinyahan kabupaten Blora.

 

“Apalagi jelang tahun anggaran Baru (2010-red) dan pelaksanaan Pilkada, saya pikir yang terbaik pak Yudhi segera mengisinya,” ungkapnya.

   

Disamping itu dengan segera ditetapkanya pejabat untuk mengisi jabatan yang kosong tersebut, maka dalam pembahasan APBD 2010 nantinya akan lebih optimal.

 

“Apalagi sesuai janji ketua DPRD Blora dan seluruh anggotanya bahwa APBD akan ditetapkan awal tahun, harusnya Bupati merespon dengan mengisi jabatan kosong itu,” tandas Amin Faried.

   

Terkait dengan pengisian kepala SKPD yang kosong tersebut, Amin ini saat ditanya bila terjadi mutasi akan berdampak bergeraknya Gerbong Birokrasi menjawab wajar.

 

“Saya rasa ini yang ditunggu para PNS, dengan adanya mutasi tersebut maka peluang kenaikan karir mereka terbuka,” jelasnya.

   

Dia juga menambahkan beberapa nama akan pejabat eselon II dimungkinkan akan mutasi ketempat lain dengan pertimbangan berbagai hal dan penyegaran lingkungan kerja.

 

Diantara pejabat tersebut menurutnya ada beberapa nama yakni, Suryanto ka BP3AKB, Pudiyatmo, Heru Sutopo, Adi Purwanto dan Edy Pujianto serta Ratnani W.

   

Sementara Direktur LSM Jati Bumi Tejo lebih menekankan prediksi personil SOTK sebagai pertimbangan dan masukan Bupati agar tidak keliru lagi dalam penetapan nantinya.

   

Lanjut Tejo, dirinya mempunyai pertimbangan dari segi senioritas, prestasi kerja, dan loyalitas terhadap Bupati.

 

“Apalagi jelang pelaksanaan pilkada tahun depan, saya yakin Bupati tentunya lebih mengutamakan loyalitas kepada dirinya dengan tidak mengesampingkan senioritas dan prestasi kerjanya,”kata Tejo.

   

Saat ditanya kapan waktu yang tepat pelaksanaan mutasi tersebut dirinya menjawab paling lambat akhir Desember 2009.

 

“Idialnya akhir tahun anggaran, sehingga pembahasan anggaran baru dapat dibahas pejabat yang akan bertanggung jawab terhadap keuangannya. Juga budaya jawa bulan Muharram (sasi Besar kalender jawa-red) ada di bulan Desember, akan dijadikan pertimbangan bupati,” jelas Tejo.

   

Sama seperti Amin Faried, Dia juga sudah mengantongi beberapa nama yang dimungkinkan akan dimutasi oleh Bupati (lihat Tabel-red).

Alasan lainnya pengisian SOTK yang dilakukan Bupati pada Pebruari lalu bukan sepenuhnya pilihan  Bupati sendiri.

 

Akan tetapi ada pihak lain yang memanfaatkan situasi karena keadaan itu bupati Yudhi baru sebentar memegang tepuk pemerintahan Blora.

 

“Saya ingin tahu orangnya pak Yudhi, dilingkungan setda itu siapa,” tanya Tejo pada SR.

   

Ditempat terpisah khususnya dikalangan PNS, nada agar bupati segera mengisi jabatan yang kosong hampir merata disemua tempat. Mereka semua menginginkan pengisian formasi dengan harapan agar jenjang mereka dapat naik.

 

“Tentunya pak Yudhi tahu karena dia mantan seorang PNS, bahwa seorang PNS harapannya dua yakni Gaji naik atau jabatan naik,” katanya diamini 4 rekannya.(Roes)


Fokus Samping

 

Dwi Astutik (Anggota DPRD Blora– Kandidat Bancabup PDIP)

Jangan Hambat Karir PNS

 

BLORA, SR- Banyaknya formasi jabatan yang akan kosong pada tanggal 1 Nopember 2009 mengundang berbagai pertanyaan dari kalangan DPRD Blora.

   

Seperti Ketua Fraksi PDIP Dwi Astutik kepada SR mengatakan bahwa kekosongan jabatan baik langsung atau tidak langsung akan berdampak jalanya pemnerintahan Blora.

 

“Yang justru saya tanyakan adalah mengapa bupati tidak segera mengisi kekosongan itu,” kata Tutik panggilan akrabnya.

   

Untuk itulah dia menyarankan agar sesegera mungkin Bupati Blora mengisi jabatan itu. Sederhana memang alasanya yakni dengan pengisian tersebut maka akan berdampak yang baik bagi para PNS, sebab ada harapan baru bagi PNS untuk kenaikan jabatanya.

 

“Dengan pengisian jabatan tentunya secara tak langsung akan membuka peluang para PNS untuk peningkatan karirnya. Jangan hambat karir para PNS,” jelas Wanita yang menyatakan siap mendaftar dalam penjaringan calon Bupati dari PDIP.

   

Dia juga menambahkan bila nantinya dalam pembahasan APBD 2010 telah ditetapkan kepala SKPD yang difinitif maka lebih mudah dalam pembahasannya.

 

“Karena mereka (Ka SKPD-red) penanggung jawab anggaran tentunya dia tahu mana yang harus dikerjakanya dan mana yang menjadi tanggung jawabnya,” tambah Tutik yang juga ketua Fraksi PDIP ini.(Roes)

Lintas Muria - KEBAKARAN


Lintas Muria

27 Oktober 2009

Sepuluh Rumah Terbakar


BLORA - Kebakaran kembali terjadi di Blora. Kali ini penyebabnya bukan karena bediang maupun perapian yang membakar jerami, namun diduga lantaran korsleting listrik. Sepuluh rumah milik warga hangus dalam musibah yang terjadi di Desa Puledagel, Kecamatan Jepon, sekitar pukul 14.00.

 

Warga yang rumahnya terbakar adalah Takin (60) sebanyak empat buah, Sri Peni (58) dua rumah dan Lasmi (65) empat rumah.

 

Tak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun kerugian materiil ditaksir mencapai lebih dari Rp 500 juta. Informasi yang dihimpun menyebutkan, tidak diketahui dengan pasti dari mana asal mula api. Warga baru mengetahui adanya kebakaran setelah api membesar.

 

''Saya tidak tahu persis dari mana asal api. Tahu-tahu sudah membesar. Awalnya dari atas kandang,'' ujar Takin, salah seorang korban.

 

Pemilik rumah dibantu warga berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

 

Angin yang berhembus cukup kencang menyulitkan warga memadamkan api. Kobaran api makin membesar dan merembet ke rumah sekitar yang sebagian besar terbuat dari kayu.

 

Apalagi di sekitar rumah juga terdapat tumpukan jerami pakan ternak. Letak rumah yang saling berimpitan memudahkan api menjalar.

 

Sebagian warga tetap berupaya memadamkan api, sementara lainnya mengungsikan benda-benda berharga dari dalam rumah.

 

Dua mobil pemadam kebakaran yang tiba di lokasi juga kualahan menjinakan si jago merah. Mobil pemadam kebakaran harus bolak balik ke lokasi setelah air di dalam tangki habis. .(H18,ros,ud-79)

Pesisir Timur - TARIF CPNS


Wednesday, 28 October 2009

 

Tarif CPNS di Blora capai Rp 100 juta

 

BLORA - Tarif lolos calon pegawai negeri sipil daerah (CPNSD) di Blora terendah Rp 100 juta. Tarif itu dilontarkan pihak (calo) yang mengaku orang dekat dari salah satu pejabat di Dinas Pertanian (Dipertan) setempat Selasa (27/10).

 

Calo itu mengaku saudaranya pejabat di Dipertan dan dekat dengan salah satu pejabat penting di Blora, menurut keterangan dua warga Jipangrejo, Kecamatan Banjarejo, Blora, calo itu mendatangi sejumlah orang tua yang anaknya berminat daftar CPNSD 2009.

 

Untuk lolos CPNSD kata orang itu (calo, red), lanjutnya, adalah paling murah jika tidak segera memberikan jawaban dan uang muka (DP) minimal Rp 25 juta, akan ditawarkan kepada peminat lain karena jatah yang dimiliki hanya untuk 10 orang CPNSD.

 

Pihak-pihak yang mengaku bisa meloloskan CPNSD mulai bergentayangan setelah pada Senin (26/10), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora mengumumkan penerimaan baru pegawai negeri di sejumlah lokasi strategis, termasuk di Koran Wawasan, yakni formasi tenaga guru, tenaga kesehatan dan tenaga teknis.

 

Sekretaris Daerah (Sekda) Blora, H Bambang Sulistya, mengimbau warga agar tidak percaya rayuan berbagai pihak (calo) yang menawarkan jasa lolos seleksi pegawai negeri, apalagi dengan disertai imbalan.

 

”Itu penipuan, warga jangan percaya, laporkan ke polisi atau langsung ke pemkab kalau ada yang mengaku-aku bisa loloskan CPNSD,” ujarnya. K.9-ip

Selasa, 27 Oktober 2009

Tabloid ASli Blora - PENDIDIKAN - OLAH RAGA

Terkait Pecalonan Joko Nugroho

Wacana mundurnya Hestu Jadi Pembicaraan

 

CEPU, SR- Deklarasi yang diumumkan partai Demokrat Blora pekan lalu di Kunduran, dengan memunculkan nama Joko Nugroho (Koko) sebagai Cabup Demokrat, mulai memunculkan bebagai macam di wilayah kecamatan Cepu.

     

Bahkan yang santer menjadi obrolan masyarakat Cepu adalah mundurnya Cawabup Hestu Subagyo yang akan digandeng Yudhi Sancoyo pada pilkada yang akan dilakukan Juni 2010 mendatang.

     

Seperti beberapa orang yang ditemui di Tambakromo, mengatakan bahwa rasa kefanatikan masyarakat cepu sangat tinggi. Sehingga bila ada calon dari Cepu maka mereka akan menentukan pilihanya pada calonnya sendiri.

 

“Karena di Cepu saat ini ada dua kandidat yakni pak Koko (Joko Nugroho) sebagai Cabup Demokrat dan pak Hestu cawabup Golkar, tentunya akan memilih pak Koko. Dan saya yakin pak Hestu akan mundur,” Suntoro diamini 4 orang rekannya.

     

Alasannya menurut Suntoro adalah antara Joko Nugroho dan Hestu Subagyo adalah mereka masih ada hubungan pertemanan akrab.

“Bahkan saya dengar mereka ada hubungan famili,” jelasnya.

     

Lain halnya dengan Lilik warga Balun yang mengungkapkan bahwa nama Joko Nugroho lebih popular di Cepu bila dibanding Hestu Subagyo. “hamper semua masyarakat Cepu khususnya, mengenal pak Koko. Sedang nama Hestu terdengar aneh ditelinga mereka, mungkin populeritasnya hanya sebatas lingkungan Pertamina saja,” kata Lilik yang didampingi 3 orang kawannya.

     

Untuk itulah dirinya ingin memberika masukan bagi para kandidat beberapa nama yang Populer di Cepu. “H Setiadji seorang Pengusaha sukses Cepu dan dr Sadiman lebih popular dimata mereka,”ungkapnya.

     

Dari data SR H Setiadji disamping dikenal dikalangan masyarakat, juga mempunyai jaringan yang kuat seperti Gapensi, Kadin, Ardin dan Koperasinya juga sudah mapan.

     

Sedang dr Sadiman dinilai masyarakat tingkat sosialnya cukup tinggi, disamping dari  segi finansialnya mendukung. “Kalau ada yang sakit dan tidak mampu pasti dia gratiskan, apalagi saat banjir dia selalu berikan bantuan langsung,” kata Krisyanto warga Ngelo.

     

Sementara di Sambong kedua nama calon dari Cepu terasa asing ditelinga mereka. Hal itu diungkapkan Samiran saat ditemui SR Jum’at (23/10).

 

“Kalaupun ada calon bupati dan calon wakilnya semoga saaja yang mau turun kebawah dan yang dikenal masyarakat sini,” ungkap warga Sambong ini.(Roes)



Kalah di Kendal, Hidup Mati lawan PSCS

 

BLORA, SR- Tiga pertandingan away yang dilakoni oleh laskar Haryo Penangsang, berhasil mencuri point empat hasil dari menang, seri dan kali sekali. Kekalahan diderita saat dijamu tuan rumah Persik Kendal melalui gol di menit-menit akhir, setelah ditekan secara bertubi-tubi akhirnya gawang Tulus Sapmoko jebol juga.

 

Dalam pertandingan itu, stopper Blora Sukarmanto diganjar dua kartu kuning sekaligus sehingga harus mendapat kartu merah dan meninggalkan lapangan.

 

Sementara saat melawan tuan rumah Persipur Purwodadi,  pertandingan berjalan alot, namun gol baru tercipta pada menit 88 melalui tendangan keras pemain penganti Alamsyah.

 

Gol itu langsung disambut gemuruh oleh sekitar 300 suporter Blora yang memadati Stadion Krida Bhakti. Termasuk Sekretaris Daerah (Sekda) Blora Bambang Sulistya bersama rombongan yang datang untuk menyaksikan secara langsung perjuangan anak-anak Blora.

 

Pasalnya ada tiga peluang yang seharusnya masuk tidak dapat diselesaikan dengan baik oleh Indriyanto dan Arfi. Dengan kemenangan itu, posisi Budiyana dkk kembali berada di puncak dengan mengeser Persik Kendal yang pada pertandingan lain kalah 0-2 dengan tuan rumah PSCS Cilacap.. (Gie)



Siswa SMKN 2 Blora Sekretaris Terbaik Pada LKS

 

BLORA, SR - Sebanyak 30 SMK se-Kabupaten Blora Selasa (20/10) mengikuti Lomba Ketrampilan Siswa (LKS) yang digelar selama 2 hari. Acara yang pembukaannya di lakukan di SMKN 1 Blora ini dibuka langsung oleh Bupati Blora, Yudhi Sancoyo.

   

Lomba ini merupakan lomba tahunan bagi sekolah menengah kejuruan. Disamping itu juga sebagai barometer tingkat pemahaman dan praktek siswa, sebagai bekal di masyarakat bila lulus nantinya.

   

IDENTIK CANTIK: Yunita yang tampil sebagai juara pertama LKS Sekretaris saat wawancara bahasa inggris dengan juri. Calon sekretaris mendatang yang menurut banyak orang salah satu modal seorang sekretaris adalah kecantikannya. (Foto: Roes/SR)

LKS itu sendiri terdiri dari 18 kompentensi yang dilombakan, dengan di laksanakan di berbagai tempat di wilayah kabupaten Blora. Diantaranya Lomba LKS Sekretaris dan Tata Busana diadakan di SMKN 2 Blora, LKS Akuntansi di SMK Kristen Blora sedang LKS Tata Niaga diadakan di SMKN1 Cepu.

 

Dari pantauan SR di SMKN 2 Blora sebagai tempat pelaksanaan LKS Sekretaris, ada 7 sekolah yang mengirimkan pesertanya.

 

Kepala sekolah SMKN 2 Blora Bambang Suryadi melalui Kajur Administrasi Perkantoran Lilik Tursila, 7 peserta tersebut semuanya wanita. “Lomba ini penilaiannya cukup rumit karena materinya disesuaikan dengan kenyataan tugas seorang sekretaris kantor,” kata Lilik.

 

Menurut guru wanita yang diangkat PNS tahun 2007 ini, materi yang dilombakan yakni kas kecil, agenda kerja, internet, wawancara, presentasi, surat menyurat dan Telepon,

 

“Pada materi wawacara kita juga menggunakan bahasa internasional, karena disesuaikan era globalisasi perdagangan internasional,” jelas Lilik.

   

Data yang didapat SR akhirnya LKS yang pelaksanaanya memakan waktu yang cukup panjang ini lahirlah calon sekretaris masa depan, dengan juara pertama diraih Yunita R Apriani siswa SMKN 2 Blora. Sedang juara kedua dan ketiga diraih Prima Ayu W siswa SMKN 1 Cepu dan Tri Astuti Siswa SMK PSM Randublatung. (Roes)



Website Media Center Mulai Digemari

 

BLORA, SR- Setelah lebih dari 6 Bulan website Media Center yang dibuat dalam bentuk Blogger, tampak mulai banyak dikunjungi para pemakai internet.

Tak kurang 40 orang setiap harinya membuka blog yang dibuat oleh wartawan Blora.

   

Menurut Kadin Diskominfo Dwi Santoso, web media center sepenuhnya dikelola para wartawan, sedangkan Diskominfo menyediakan stafnya untuk membantu.

 

“Kami sifatnya hanya membantu mengisi website media center bila mereka (wartawan-red) tidak sempat mengisinya. Sedang tugas kami mengelola website pemkab Blora,” kata Dwi Santoso.

   

Dwi juga menambahkan bagi para pengguna internet untuk membaca berita semua koran yang beredar di Blora, cukup dengan membuka website ini.

   

Sementara kabid Telematika dan Multimedia Sri Rahayu aketika dikonfirmasi membenarkan apa yang dikatakan pimpinanya.

 

“Cukup buka google ketik Diskominfo Blora anda sudah masuk media centernya Blora,” ungkapnya.

   

Dia juga menjelaskan bahwa seara tehnis memang website Media Center ada dibawah pengawasan diskominfo, namun pelaksanaan dan pengisian sepenuhnya tanggung jawab wartawan.

 

“Kami sebatas memberikan fasilitas tempat ataupun staf bila wartawan menginginkan,” ungkap Yayuk panggilan akrabnya.(Roes)

Radar Bojonegoro, Suara Merdeka


Senin, 26 Oktober 2009

Perempuan Harus Berkarya
BLORA - Perempuan harus berkarya jika ingin dihargai. Begitu kata Diah Rahmawati dari Persaudaraan Muslimah (Salimah) Semarang saat mengisi acara pengajian umum dan silaturahmi yang digelar Salimah Blora, kemarin. Acara yang digelar di gedung DPRD itu dihadiri pengurus dan anggota Salimah se Kabupaten Blora.

"Berkarya itu bukan harus menemukan atau membuat sesuatu yang luar biasa. Namun menjadi anggota masyarakat yang baik, ibu rumah tangga yang baik dan selalu menamam kebaikan itu sudah termasuk berkarya," ujar Diah di hadapan ratusan hadirin.

Menurut dia, perempuan mempunyai kekuatan luar biasa, sehingga dapat mewarnai peradaban. Karena itu, jika ingin menghancurkan suatu wilayah, rusaklah perempuannya, sehingga otomatis wilayah tersebut akan rusak. "Karena itu, peran dan kekuatan yang sedemikian besar itu harus dimanfaatkan untuk kebaikan dan beribadah,'' kata Litbang Yayasan Bhakti Ibu Semarang ini.

Ibu enam anak ini lantas menuturkan suatu kisah bagaimana seorang ibu bisa melahirkan anak-anak yang luar biasa. Dia bercerita tentang seorang anak kecil di sebuah kampung di Jogjakarta yang terkenal dengan hasil tambang pasirnya. Suatu saat ada anak lelaki yang ikut mengangkut batu. Jarak lokasi penambangan dengan rumah sekitar satu kilometer. Setiap batu yang dia bawa sampai ke truk, dihargai Rp 100. Anak kecil ini kemudian berhasil membawa lima buah batu secara bolak-balik lima kali.

Setelah selesai, dia diberi uang oleh mandor angkut Rp 500. Anak kecil ini amat senang. Melihat itu, si mandor kaget, diberi Rp 500 saja kok senang bukan main. "Kemudian si mandor bertanya, kenapa kamu senang sekali hanya dengan Rp 500," kata Diah dalam cerita. Si anak menjawab, "Emak (Ibu) saya mengajarkan agar selalu bersyukur dan senang atas apa yang kita dapat. Sebab, dengan merasa senang hidup kita akan menjadi berkah,'' lanjutnya.

Mendengar jawaban anak itu, si mandor tertarik dan menyekolahkan bocah itu sampai tinggi. "Apa yang terjadi setelah si anak ini besar. Dia sekarang ini sudah menjadi rektor. Padahal melihat kondisinya dulu, hampir tidak mungkin dia bisa sekolah sampai tinggi. Tapi itulah yang terjadi," tandasnya.

Yang bisa diteladani dari cerita itu, tambah Diah, adalah bagaimanapun kondisinya kebaikan harus selalu ditanamkan. Selain itu, rasa percaya dan yakin akan kebesaran Tuhan harus tetap dijaga. "Karena kalau kita yakin, tak ada sesuatu yang tidak mungkin," tandasnya. (ono)

------

Lintas Muria
27 Oktober 2009

Sepuluh Rumah Terbakar

BLORA - Kebakaran kembali terjadi di Blora. Kali ini penyebabnya bukan karena bediang maupun perapian yang membakar jerami, namun diduga lantaran korsleting listrik. Sepuluh rumah milik warga hangus dalam musibah yang terjadi di Desa Puledagel, Kecamatan Jepon, sekitar pukul 14.00.

Warga yang rumahnya terbakar adalah Takin (60) sebanyak empat buah, Sri Peni (58) dua rumah dan Lasmi (65) empat rumah.

Tak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun kerugian materiil ditaksir mencapai lebih dari Rp 500 juta. Informasi yang dihimpun menyebutkan, tidak diketahui dengan pasti dari mana asal mula api. Warga baru mengetahui adanya kebakaran setelah api membesar.

''Saya tidak tahu persis dari mana asal api. Tahu-tahu sudah membesar. Awalnya dari atas kandang,'' ujar Takin, salah seorang korban.

Pemilik rumah dibantu warga berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

Angin yang berhembus cukup kencang menyulitkan warga memadamkan api. Kobaran api makin membesar dan merembet ke rumah sekitar yang sebagian besar terbuat dari kayu.

Apalagi di sekitar rumah juga terdapat tumpukan jerami pakan ternak. Letak rumah yang saling berimpitan memudahkan api menjalar.

Sebagian warga tetap berupaya memadamkan api, sementara lainnya mengungsikan benda-benda berharga dari dalam rumah.

Dua mobil pemadam kebakaran yang tiba di lokasi juga kualahan menjinakan si jago merah. Mobil pemadam kebakaran harus bolak balik ke lokasi setelah air di dalam tangki habis. .(H18,ros,ud-79)

-----

Jumat, 23 Oktober 2009

wawasan : KOALISI BLORA MEMBANGUN (KBM) BUKA LOWONGAN CABUP



Thursday, 22 October 2009

Koalisi Blora Membangun buka lowongan cabup

BLORA - Suhu politik jelang pelaksanaan pemilihan bupati dan wakil bupati Blora 2010 mendatang, kian panas saja. Setelah beberapa kandidat mulai terang-terangan akan maju, kini para elit partai politik (parpol) mulai membuka diri untuk menawarkan diri sebagai kendaraan politik menuju kursi pendapa Blora.

Seperti dilakukan oleh Koalisi Blora Membangun (KBM) yang merupakan gabungan, koalisi dari tiga parpol, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) dan Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI), menyatakan siap untuk membuka dan menerima calon yang ingin maju menjadi calon bupati dan wakil bupati.

”Kami tiga partai koalisi, mengumumkan dan mengundang kepada calon yang ingin berangkat menjadi calon bupati,” kata Ketua Partai PIB Singgih Hartono, didampingi para anggota dewan dari Fraksi Peduli Kesejahteraan Masyarakat (FPKM), Rabu (21/10).

Menurut Singgih, sampai saat ini pihaknya belum menentukan atau memiliki nama yang akan diusung, namun memberikan kesempatan seluas- luasnya kepada semua kandidat kalau mau maju lewat KBM, karena yang akan mengusung calon untuk bisa maju pilkada adalah partai politik atau lewat jalur independen sesuai dengan peraturan yang ada.

Dua calon
Sementara Ketua DPD PKS Blora Chandiq Isninanto mengatakan, KBM juga siap membuka seluas-luasnya kepada parpol lain untuk ikut dalam koalisi, namun sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

”Koalisi ini juga membuka bagi parpol lain untuk bisa bergabung, tentunya dengan kriteria yang ada dan adanya kesamaan visi,” kata Chandig.

Kriteria cabup yang diajukan oleh KMB setidaknya ada lima poin, di antaranya harus mau mendekat kepada rakyat serta memiliki visi dan misi yang jelas dalam membangun Blora ke depan yang lebih baik, memiliki komitmen untuk menyejahterakan masyarakat, mewujudkan pemerintahan yang bersih, dan meninggalkan kepentingan pribadi.

Sejauh ini partai yang otomatis bisa mengusung sendiri baru dua parpol, yaitu Golkar (9 kursi) dan PDIP (8) dari minimal tujuh kursi yang diatur oleh Undang-undang. Bagi partai lain yang ingin mengusung sendiri harus melakukan koalisi.

Dari isu santer, nampaknya baru nama incumbent Yudhi Sancoyo yang positif akan maju lagi melalui Partai Golkar.

Sementara calon lain seperti Ketua DPC Partai Demokrat Bambang Susilo juga akan maju menjadi bupati dan berpasangan dengan Dandim Rembang Letkol Joko melalui Demokrat dan partai koalisinya. Joko sendiri merupakan adik dari almarhum Basuki Widodo, bupati sebelumnya. K.9-ip

--------

22 Oktober 2009

Petugas Kesulitan Air Bersih

BLORA - Petugas yang hendak mendistribusikan bantuan air bersih kepada warga kini mulai kesulitan mendapatkan air yang akan dikirim ke desa-desa. Itu terjadi karena sumber air mengalami penurunan debit.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Nakertransos) Blora Waluyo melalui Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial Widodo mengungkapkan, selama ini ada beberapa sumber yang kerap airnya diambil oleh petugas untuk selanjutnya didistribusikan kepada warga di desa-desa yang mengajukan permintaan bantuan air bersih kepada Pemkab.

Sumber-sumber itu antara lain di Mantingan Rembang, Sendang Putri di Kecamatan Todanan, Gadu di Kecamatan Sambong, serta sejumlah mata air di Kecamatan Kedungtuban, Randublatung, dan Banjarejo.

Menurutnya, sejak beberapa pekan terakhir debit air di sumber Mantingan menurun. Namun, dia tidak tahu persis berapa penurunan debit air tersebut.

''Berdasarkan keterangan yang kami dapatkan, karena penurunan debit itulah, air bersih yang kami ambil dari Mantingan jumlahnya terbatas,'' ujarnya kemarin.

Widodo menyebutkan, keterbatasan air di Mantingan tidak sampai berpengaruh banyak terhadap kegiatan Pemkab dalam memenuhi kebutuhan air bersih yang diminta warga. Sebab, pihaknya masih bisa mendapat air bersih dari Sendang Putri Todanan dan tempat lain.

Dia menekankan, cadangan air bersih di sumber tersebut masih mencukupi walau terjadi pula penurunan debit air. Widodo mengatakan, dari tempat itulah para petugas mengambil air bersih dan selanjutnya didistribusikan kepada warga. (H18-69)

----

Rabu, 21 Oktober 2009

Radar Bojonegoro : PAUD BUDI LUHUR MENGENASKAN | PNS GANTI ID CARD | DANA PEMELH KES ANG DEWAN DILELANG | TANGGUNG JWB KADES LAPORKAN RASKIN

Rabu, 21 Oktober 2009

Menengok PAUD Budi Luhur
yang kondisinya mengenaskan


Pendiri Awalnya Dicurigai Sebarkan Kristen


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Budi Luhur belum punya lahan tersendiri. Lembaga yang didirikan di Desa Bacem, Kecamatan Banjarejo itu dapat beraktivitas setelah menyewa rumah warga yang dibayar per bulan.

SRI WIYONO,Blora

---

Sejumlah anak berlarian sambil sesekali berteriak gembira. Beberapa anak lainnya bermain prosotan yang terbuat dari kayu di dalam sebuah ruangan. Sementara beberapa anak lagi menunggui temannya yang sedang bermain ayunan. Mainan itu terbuat dari ban bekas yang telah dipotong. Talinya dari plastik yang diikatkan di kayu emperan bangunan. Mereka harus bergantian apabila ingin bermain karena hanya ada dua ayunan.

Begitulah sedikit gambaran suasana di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Budi Luhur. Lembaga pendidikan itu memang masih jauh dari standar pendidikan pra sekolah.

Bukan hanya fasilitas mainan yang minim. Juga, kondisi ruangannya. Ruangan bagi anak-anak itu masih berlantai tanah. Untuk menutupi lantai tanah itu, dipasang sebuah terpal kusam cokelat.

Beberapa kursi panjang dari kayu di ruangan tersebut ditata berjajar. Kursi itulah yang setiap hari diduduki anak-anak. Sementara dinding bangunan terlihat bolong-bolong karena papan kayu yang ada tidak bisa menutup semua ruangan. Di dinding yang bolong itu, banyak tertempel gambar-gambar binatang, angka dan buah-buahan, yang kebanyakan sudah kusam. Sebuah sesek (anyaman) bambu digunakan sebagai pembatas ruangan itu dengan ruangan lainnya.

''Silakan masuk, ya beginilah keadaannya,'' ujar Effendi Tampubolon yang memperkenalkan diri sebagai kepala PAUD Budi Luhur.

Lelaki berusia 37 tahun itu ''mengurusi'' 35 anak warga desa setempat dibantu istrinya Erni dan Jayanti. ''Jadi, saya merangkap sebagai kepala sekolah, guru, sampai tukang kebun,'' ujarnya sambil tertawa.

PAUD itu didirikan sekitar dua tahun lalu. Sampai saat ini, kondisi bangunan PAUD belum berubah. Effendi mengaku tidak punya dana untuk membangun ruangan baru. Dia sempat mendapat tawaran untuk memanfaatkan tanah milik SDN setempat digunakan PAUD.

Untuk ruangan yang ditempati saat ini, Effendi harus menyewa ke pemilik rumah Rp 35 ribu setiap bulan. Uang sewa itu dibayar dari iuran anak didiknya Rp 10 ribu setiap bulan. ''Kita niat mengabdi Mas. Kalau uang dari anak-anak ada lebih, baru untuk para guru,'' ujarnya.

Jika tidak ada niat pengabdian, lanjut dia, maka barangkali tidak akan sanggup untuk terus mengelola PAUD tersebut. Selain letaknya yang terpencil, kondisinya juga memrihatinkan. Bahkan, gurunya, termasuk dia juga tidak tinggal di desa tersebut.

Effendi dan istrinya tinggal di Desa Kalirejo, yang berjarak sekitar empat kilometer dari PAUD tersebut. Guru lainnya, ada yang tinggal di desa lain berjarak sekitar tiga kilometer dengan kondisi jalan tidak mulus lagi. ''Namun, setiap pagi kami sudah siap di sini,'' tuturnya.

Saat kali pertama menelurkan gagasan untuk membuat PAUD, Effendi ditentang banyak warga. Sentimen agama sempat digunakan sebagai alasan untuk menentang kehadirannya. Effendi yang seorang pendeta itu dicurigai akan melakukan kristenisasi di desa setempat. ''Sehingga kami ditentang dengan berbagai alasan,'' kenangnya.

Effendi tidak patah arang. Dia terus berusaha mendekati para tokoh masyarakat setempat. Lambat laun, setelah warga tahu hasil PAUD, mereka bisa menerima. Bahkan, Bupati Blora Yudhi Sancoyo sempat menyerahkan bantuan dana ke PAUD tersebut. Dana itulah yang akan dia gunakan untuk membangun kelas.''Kita juga ingin mempunyai fasilitas yang baik,'' tuturnya.

Keberadaan PAUD, dirasakan sebagian masyarakat desa setempat. ''Ya, seneng Mas. Sejak ada PAUD ini anak-anak lebih kendel dan rajin sekolah,'' ujar Jari, salah satu orang tua yang anaknya ikut PAUD itu.

Hal yang sama disampaikan Sungkono. Dia mengaku bersyukur ada PAUD itu. Menurut dia, iuran Rp 10 ribu sebulan wajar untuk kondisi seperti sekarang ini. ''Saya kira wajar Mas. Lagi pula nunggak juga boleh,'' ujarnya.

PAUD Budi Luhur kondisinya paling mengenaskan dibanding PAUD serupa di Kecamatan Banjarejo. Hal itu diakui Kadarsih, wakil ketua Himpunan PAUD Indonesia (HIMPAUDI) Kecamatan Banjarejo. ''Ada 12 PAUD se-Banjarejo. Namun, ini yang paling mengenaskan,'' tuturnya. (*)

------

Rabu, 21 Oktober 2009
Ribuan PNS Ganti ID Card

BLORA -
Sebanyak 11.300 para pegawai negeri sipil (PNS) dan tenaga honorer di Kabupaten Blora segara mendapat ID card baru. Mulai kemarin (20/10), semua PNS dan tenaga honorer diambil fotonya sebagai bahan membuat kartu identitas sebagai pegawai pemkab. Untuk PNS dan tenaga honorer di secretariat pemkab dan Dinas Kominfo pengambilan foto dilakukan di ruangan bekas salah satu bagian yang pindah. ''Untuk semua PNS dan tenaga honorer. Jumlahnya sekitar 11.300 an,'' ujar Chris Hapsoro Kepala Bagian Organisasi Kepegawaian Pemkab Blora kemarin.

Dia mengatakan, penggantian kartu identitas itu dilakukan karena kartu identitas lama sudah habis masa berlakunya pada Oktober tahun ini. Sehingga para PNS dan pegawai honorer harus dibekali dengan kartu identitas yang baru.

Kemarin, para PNS dan tenaga honorer berbondong-bondong untuk melakukan foto. Setelah foto, mereka diberi berkas yang harus diisi data lengkap. Dalam kartu identitas yang baru itu, bagi PNS yang sudah lama juga akan mencantumkan nomor induk pegawai (NIP) yang baru, yakni 19 digit sesuai aturan dari pusat. (ono)

------

Rabu, 21 Oktober 2009

Dana Pemeliharaan Kesehatan Anggota Dewan Rp. 6 M dilelang

BLORA -
Tidak salah jika banyak warga berebut menjadi anggota DPRD. Buktinya, untuk pemeliharaan kesehatan bagi anggota DPRD dialokasikan Rp 6 miliar. Anggaran itu akan diberikan dalam bentuk asuransi yang preminya dibayar dari dana tersebut kepada perusahaan asuransi yang memenangkan tender. Kemarin (20/10), dilakukan lelang atas kegiatan pemeliharaan kesehatan bagi para wakil rakyat tersebut.''Ya, hari ini pembukaan penawaran. Setelah beberapa waktu lalu diumumkan,'' kata Plt Sekretaris DPRD Blora Didik Lukardono kemarin.

Pelaksanaan lelang diikuti oleh lima perusahaan asuransi. Sebelumnya ada enam perusahaan yang mendaftar. Namun, sampai saat pembukaan penawaran dilakukan, hanya lima yang hadir. Sehingga yang dinyatakan sebagai peserta hanya lima perusahaan yang hadir tersebut. Sebelum pembukaan penawaran, berkas persyaratan yang dikirimkan peserta diteliti satu persatu di hadapan semua peserta. ''Kami ingin semua terbuka, sehingga ini juga kami lakukan secara terbuka,'' tambahnya.

Pria yang juga sekretaris Bappeda ini mengungkapkan, asuransi jaminan pemeliharaan kesehatan bagi anggota dewan sudah sejak lama ada. Setiap wakil rakyat berhak menerima tunjangan pemeliharaan kesehatan tersebut, di samping tunjangan-tujangan lainnya. Agar dana tersebut bisa dilaksanakan sesuai dengan peruntukanya, sehingga harus dilakukan lelang secara terbuka, karena nilai memang besar. ''Tidak ada yang kita sembunyikan. Agar semua anggota juga tahu prosesnya,'' tandas dia. (ono)

-----

Rabu, 21 Oktober 2009

Tanggung Jawab Kades Hanya Laporkan Raskin
Pernyataan Saksi Ahli Dalam Sidang Dugaan Penggelapan Raskin

BLORA - Terdakwa kasus dugaan penggelapan raskin Sunarman mendapat dukungan. Dalam sidang lanjutan kasusnya, saksi ahli hukum tata negara dari Untag Semarang Wijaya mengatakan, bahwa sesuai PP nomor 7/2008 menyebutkan, program beras untuk warga miskin (raskin) adalah program pembantuan. Untuk melaksanakan program tersebut di lapangan, kades membentuk tim raskin yang bersifat pendelegasian. ''Sesuai PP itu, kades hanya bertanggungjawab melaporkan. Sedangkan di luar itu bukan sebagai kades'' ujar Wijaya saat memberikan keterangan di hadapan majelis hakim yang diketuai Adi Sutrisno.

Secara bergantian majelis ketua majelis dan dua hakim anggota masing-masing Aminuddin dan Zulkarnain memberikan pertanyaan pada Wijaya. Beberapakali, Wijaya menolak menjawab pertanyaan hakim karena dianggap di luar kewenangannya sebagai ahli hukum tata negara. ''Maaf itu bukan kapasitas saya untuk menjawab,'' ujarnya ketika hakim menanyakan apakah bisa dibenarkan jika tidak ada tim raskin dan raskin program raskin tetap dijalankan.

Menurut dia, program raskin secara nasional merupakan tanggungjawab pemerintah pusat. Namun di daerah, program itu didelegasikan kepada gubernur dan bupati/wali kota sampai ke bawah di kepala desa. Hanya, untuk menjalankan program itu hingga ke tangan warga yang berhak, ada tim raskin yang melakukannya. Sehingga kades dan secara struktur ke atas hanya membuat laporan saja yang dasarnya dari laporan tim raskin. ''Lha kalau tim raskin tidak laporan, ya kades tidak bisa membuat laporan juga,'' tambahnya.

Wijaya mengatakan, sebagai ahli tidak condong ke salah satu pihak, sesuai normatifnya, memang harus ada tim raskin yang dibentuk kades. Meski kemudian kades diganti, namun kalau tim tersebut belum dibubarkan tetap bisa berjalan. Sebab, yang membentuk adalah kades sebagai jabatan bukan orangnya. Sebab, di Desa Sambongrejo Kecamatan Ngawen yang terjadi kasus itu, tim raskin adalah bentukan kades lama sebelum kades Sunarman yang sekarang menjadi terdakwa. ''Tidak masalah. Itu masih bisa berjalan,'' tandasnya.

Usai pemeriksaan saksi ahli, dilanjutkan dengan pemeriksaan terdakwa Sunarman. Kepada hakim, dia menyatakan tidak tahu kalau ada kenailan jatah beras raskin untuk desa yang dia pimpin. Sebab, meski pihak kecamatan sudah mengabari, namun surat resmi belum dia terima. Sedangkan, ketika surat resmi turun, dia mengaku tidak memegang.''Karena oleh pihak kecamatan, surat bisa dititipkan siapa saja. Tidak harus kades,'' tandasnya. (ono)

-----

Rabu, 21 Oktober 2009

Kades Ikut Daftar Panwas
BLORA - Memasuki hari kedua pendaftaran calon anggota panitia pengawas (panwas) pilkada 2010, baik untuk tingkat kabupaten dan kecamatan diserbu pendaftar. Kemarin (201/10), sedikitnya panitia seleksi calon anggota panwas di KPUK Blora mencatat ada 22 pendaftar yang menyerahkan formulir dan kelengkapan lainnya.

Anggota KPUK Blora Siti Ruhayatin mengatakan, dari 22 calon anggota panwaskab yang menyerahkan persyaratan administrasi, empat diantaranya mendaftar untuk panwaskab, dan 18 lainnya mendaftar untuk panwascam. ''Dari sekian calon pendaftar yang mengambil formuklir, ada satu diantaranya masih tercatat aktif sebagai kepala desa (kades) di Blora,'' ujar dia kepada Radar Bojonegoro kemarin (20/10).

Lantaran adanya kades yang mendaftar sebagai calon anggota panwas tergolong kasus baru, menurut Atin, panggilan Siti Ruhayatin, pihaknya kemudian mengonsultasikan hal itu ke KPUD Provinsi Jawa Tengah. Hasilnya, KPU Jateng menyatakan bahwa jabatan kades merupakan jabatan politis, untuk itu yang bersangkutan diharuskkan mengundurkan diri untuk mengikuti proses seleksi itu. ''Namun kita belum jelas apakah benar kades itu mau mendaftar atau hanya iseng. Sebab, dia baru mengambil formulir dan belum tentu dikembalikan kepada panitia seleksi calon anggota panwas di KPU,'' terangnya.

Menurut Atin, jumlah pendaftar calon anggota pankab maupun panwascam dipastikan bakal terus bertambah. Sebab, pihaknya masih membuka pendaftaran hingga Jumat (23/10) lusa. Selain itu, jumlah pendaftar saat ini masih belum ideal untuk mengisi seluruh kebutuhan anggota panwaskab dan panwascam. (dim)

-----

Rabu, 21 Oktober 2009

Warga Sambat Kesulitan Air
BLORA - Kendati telah beberapa kalai turun hujan, kekeringan belum beranjak dari bumi Kota Sate. Akibatnya, tak sedikit warga yang mengeluhkan sulitnya memperoleh air bersih. Jangankan untuk masak dan minum, air bersih untuk mandi dan kebutuhan rumah tangga lainnya pun sulit diperoleh.

Informasi yang diperoleh Radar Bojoengoro menyebutkan, setidaknya masih ada puluhan desa di 16 kecamatan di Kabupaten Blora yang kesulitan memperoleh air bersih. Bahkan, sebagain besar warga Kecamatan Blora juga mengeluhkan hal serupa. ''Memang sudah sekitar tiga kali turun hujan, tapi sumur dan sumber air di sini masih kering,'' ujar Rahmat, salah satu warga Kelurahan Jetis, Kecamatan Kota Blora.

Sementara itu, Kepala Dinas Nakertransos Waluyo mengatakan, droping air bersih masih terus dilakukan. Bahkan, armada truk tangki air milik Pemkab Blora juga rutin melakukan droping air ke desa-desa. ''Setiap hari, kami minimal droping 4 truk tangki air keluar masuk desa-desa,'' ujar dia kemarin.

Data Pemkab Blora menyebutkan, terdapat sekitar 198 dari 295 kelurahan dan desa di Blora yang mengalami kekurangan air bersih. Puluhan embung sudah dibangun, namun kenyataannya tidak banyak membantu warga. (dim)

-----

Rabu, 21 Oktober 2009

Sorong Belajar Manajemen Kelola Minyak
BLORA - Selama dua hari di Blora sejak Senin lalu, sejumlah pejabat dari Kabupaten Sorong Papua Barat mengaku banyak belajar. Mulai soal pengelolaan pemerintahan sampai pengelolaan minyak. Mereka juga sangat tertarik dengan Psdiklat Migas di Cepu yang banyak mencetak tenaga ahli di bidang perminyakan.''Nanti kita akan kirim orang untuk sekolah di sini,'' ujar Ruma Rupen, Asisten III Pemkab Sorong yang memimpin rombongan.

Sebelumnya, dengan diantar Kepala Dinas Pertambangan dan Energi serta Kepala Bappeda Edi Prianto serta sejumlah pejaabt terkait lainnya, rombongan mengunjungi pengolahan minyak dan sumur-sumur tua di Blora. Mereka tertarik dengan produks sumur tua yang tidak banyak menggukan teknologi modern. Salah satu sumur tua yang dikunjungi adalah sumur minyak yang di kelola KUD Jiken. ''Kami memilih Blora karena saat ini Blora menjadi sorotan nasional karena keberhasilannya. Kami ingin belajar pemerintan berjenjang mulai kabupaten, kecamatan sampai desa,'' ujarnya. (ono)

-----

Rabu, 21 Oktober 2009

Evaluasi Kekalahan, Fokus Hadapi Persipur
BLORA - Kekalahan 1-0 dari Persik Kendal langsung menjadi bahan evaluasi jajaran pelatih Persikaba Blora. Pelatih Bonggo Pribadi mengatakan, kekalahan Persikaba salah satunya disebabkan para pemainnya kurang sabar. ''Ya, kartu merah untuk pemain kami sangat berpengaruh pada kondisi tim saat itu,'' kata Bonggo.

Karena itu, dia akan melakukan perbaikan timnya untuk menghadapi laga selanjutnya. Tim berjuluk Laskar Arya Penangsang itu masih menyisakan satu laga away menantang Persipur Purwodadi Kamis sore besok. Menghadapi laga pamungkas tersebut, mantan arsitek PSIS Semarang itu mewanti-wanti para pemain khususnya pemain belakang untuk lebih tenang.

Sebenarnya, lawan yang akan dihadapi Kamis besok adalah tim terlemah di grup V karena dari tiga laga yang telah dilakoni, Persipur Purwodadi belum pernah menang. Saat tandang Blora, Persipur juga kalah 1-0. Namun, Bonggo meminta para pemainnya tak terlena dengan kondisi tersebut. Sebaliknya, Budiana dkk harus konsentrasi penuh menghadapi laga tersebut. ''Target kita akan merebut poin di laga sisa,'' tandasnya.

Terpisah, Humas Persikaba Sugie Rusyono mengatakan, kekalahan yang dialami Persikaba mestinya menjadi pelajaran untuk semua, baik pemain maupun manajemen. Jika masih ada yang kurang bisa segera dibenahi. ''Kita bisa belajar dari kesalahan ini. Kesempatan untuk lolos masih cukup terbuka,'' katanya. (ono)

-----