Minggu, 18 Oktober 2009

Tabloid Asli Blora - DAK MULAI BERMASALAH


Hestu SubagyoTehnokrat Nasional untuk Blora

 

BLORA, SR.- Masyarakat Blora mungkin banyak yang bertanya, siapa itu Hestu Subagyo, yang dipilih Yudhi Sancoyo sebagai Bakal Calon Wakil Bupatinya (Bacawabup).

     

Namun dikalangan masyarakat yang bergerak didunia perminyakan, nama Hestu Subagyo sudah tak asing terdengar di telinga mereka. Seorang tehnokrat Nasional yang telah berperan besar dalam eksplorasi Blok Cepu.   

     

Pria kelahiran Balun kecamatan Cepu ini ternyata telah 29 tahun berkecimpung langsung dengan minyak bumi, melalui Pertamina tempatnya dia bekerja. Dengan ketekunan dan keseriusanya dalam bekerja inilah, yang menjadikanya dirinya sebagai Dirut Utama Pertamina Ep Cepu.

 

Setelah Pensiun sebagai Dirut Pertamina Ep Cepu tahun lalu, Hestu Subagyo tetap setia menggeluti perminyakan sebagai Dirut PT ADS Pemegang PI Blok Cepu.

     

Karena kepedulian yang tinggi pada Tanah kelahiranya, maka dirinya tetap ingin berperan didalamnya. Hestu yang sangat dengan pengalamannya sebagai tehnokrat, yakin Blok Cepu dapat mengangkat taraf hidup masyarakat di kabupaten Blora. Untuk itulah dirinya bersedia mendampingi Yudhi Sancoyo untuk membangun Blora kedepan.

     

Tentunya dengan bekal 29 tahun di Pertamina, Hestu sangat paham betul potensi minyak bumi di wilayah kabupaten Blora. Baik dari lapangan minyaknya, Sumur Tua yang masih potensial dan khususnya penggunaan tenaga kerja masyarakat setempat.

     

Menurut Hestu yang terpenting bagi dirinya adalah bagaimana mengangkat taraf hidup masyarakat Blora, dengan ikut berperan aktif dalam pengelolaan Blok Cepu.

 

“Yang paling utama kami akan semaksimal mungkin, memperjuangkan tenaga kerja setempat untuk dipekerjakan dipengeboran diwilayah kabupaten Blora,” tegas Hestu Subagyo.  

       

Dengan kombinasi antara Birokrat yang dikuasai Yudhi Sancoyo dan tehnokrat yang melekat pada diri Hestu Subagyo inilah, Blora kedepan tentunya lebih baik dari saat ini. (Roes)



DAK SD JETIS 2 Blora Menuai Protes

BLORA, SR- Pelaksanaan Proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan,mulai menuai kritik masyarakat dilingkungan sekolah itu berada.


Seperti yang terjadi di DAK yang dilaksanakan di SDN Jetis 2 kecamatan kota Blora mulai mengundang kecurigaan beberapa tokoh masyarakat sekitarnya.


Waras Raharjo misalnya, kepada SR dia mengatakan pembangunan SD tersebut seolah tanpa memperhatikan warisan budaya.


“Saya merupakan alumni SD tersebut dan sekolah itu dulu sangat terkenal dengan sebutan SDL 1 yakni tempat praktek para lulusan SPG, sebelum menjadi guru,” kata Waras yang juga kakak dari wapimpred koran harian terkemuka di Jawatengah.


Disamping itu yang menjadi persoalan adalah pembongkaran 4 lokal tersebut adalah adanya kayu bagunan  (kusen, blandar dan penuwun-red), yang merupakan kayu istimewa dan bisa dikategorikan kayu cagar budaya.


“Terus kemana kayunya, logikanya masyarakat sini tentunya curiga terhadap keberadaan kayunya,” tandasnya


Sementara kasek SDN Jetis 2 Blora Sumarjan ketika ditemui Kamis (15/10) disekolahnya mengatakan bahwa kayu-kayu penyangga bangunan atas tidak dijual, namun hanya diperbaiki.


“Kayu tersebut saya pastikan masih aslinya, tidak saya jual hanya saya renovasi,” tegasnya.(Roes)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar