Senin, 16 November 2009

Radar Bojonegoro ; Wawasan

Senin, 16 November 2009
Ketua PC NU Siap Maju
BLORA - Ketua Tanfidziyah PC NU Blora Abu Nafi akhirnya menyatakan siap maju menjadi bakal calon bupati (bacabup) dalam pilkada 2010. Pernyataan kesediaan itu dia sampaikan di hadapan ratusan pengurus NU dalam acara halalbihalal di gedung serba guna NU di Kelurahan Mlangsen, Kecamatan Blora kemarin (15/11).

Menurut dia, kesiapannya itu karena desakan dari warga NU agar ada kadernya yang mencalonkan diri. Musyawarah kerja cabang (muskercab) yang digelar September lalu merekomendasikan Abu Nafi untuk maju dalam pilkada. ''Ini amanat yang berat, tugas tidak ringan yang harus saya emban. Namun, atas dorongan dan semangat panjenengan semua, saya siap. Jika selama ini ada kabar kau Abu mundur, itu hanya isu belaka. Maju terus tidak ada kata mundur,'' katanya disambut aplaus para kader NU yang ada di acara tersebut.

Sampai saat ini, jajaran struktural dan kultural NU menyatakan siap mendukung. Rohmat Ridwan, salah satu pengurus PC NU Blora mengatakan, mulai dari cabang sampai ranting di desa-desa menyatakan siap mendukung Abu Nafi. ''Kalaupun ada yang kontra, saya yakin persentasenya kecil sekali,'' katanya.

Namun, kendaraan parpol apa yang bakal digunakan Abu Nafi belum diungkapkan. Hanya sinyal diberikan Muntahar, anggota DPRD dari PKB. Dia mengaku saat ini kader NU baik yang di struktural maupun kultural mulai solid untuk mendukung kader sendiri untuk maju pilkada. ''Sudah ada kesepakatan, jadi semua akan mendukung,'' tambahnya.

Kesiapan Abu Nafi menjadikan bursa bacabup semakin ramai. Seebelumnya, Partai Golkar sudah memastikan akan mengusung Bupati Yudhi Sancoyo untuk kembali maju menghadapi pilkada tahun depan.

Sementara itu, PDIP masih menjaring calonnya. Tiga nama baru muncul mengambil formulir pendaftaran bacabup di partai tersebut.

Mereka adalah Setyaji, kontraktor asal Cepu; Sri Yuliani, mantan anggota DPRD Salatiga asli Kedungtuban yang juga pengusaha; dan Yon Budiyono, warga Kecamatan Jiken. ''Memang tiga nama itu sudah mengambil formulir. Sekarang ada tujuh orang yang sudah mengambil formulir dari kami,'' ujar Bagong Suwarsono, wakil ketua DPC PDIP Blora saat dikonfirmasi wartawan koran ini.

Dia menjelaskan, pada prinsipnya PDIP terbuka untuk siapa saja yang akan masuk. Namun, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi bagi mereka yang ingin maju melalui parpol pimpinan Megawati Soekarno Putri tersebut. ''Yang paling penting, mereka adalah putra daerah,'' tuturnya. (ono)


-------

Senin, 16 November 2009
10 Ribu KK Belum Terima Elpiji Subsidi
BLORA - Pemkab kembali menyisir kepala keluarga (KK) yang berhak menerima bantuan tabung elpiji dan kompor dalam program konversi minyak tanah ke elpiji. Sebab, ditengarai masih ada sekitar 10 ribu lagi kepala keluarga (KK) yang berhak menerima, namun belum menerima bantuan dari pemerintah tersebut. ''Alasannya bermacam-macam, ada yang saat itu takut, dan ada yang saat pendataan tidak ada di rumah,'' ujar Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Wahyu Agustini kemarin (15/11).

Saat ini, hasil penyisiran sejak beberapa bulan lalu, sudah masuk sekiar 5.000 KK. Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah karena penyisiran belum selesai. Pihaknya menargetkan pendataan ulang tuntas pada November ini. ''Jadi masih banyak yang belum masuk. Ini nanti akan menerima bantuan kompor dan tabung gas elpiji. Dengan catatan mereka benar-benar memenuhi syarat menerima bantuan,'' tambahnya.

Sebelum pendataan susulan, terangnya, distribusi kompor dan tabung gas itu sudah melebihi target yang ditentukan. Sebab, target semula jumlah penerima hanya 254.097 paket, yang terdiri dari 243.420 KK dan 10.677 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Namun realisasinya mencapai 102,45 persen,

Distribusi dari 16 kecamatan di Blora mencapai 260.312 paket yang terdiri dari 246.510 KK dan 13.802 UMKM. (ono)

-------

Senin, 16 November 2009
BPPT Lampaui Target Pendapatan
BLORA - Target Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) pada tahun ini terlampaui. Tahun ini PAD dari BPPT ditarget sebesar Rp 625 juta. Namun, hingga September telah mencapai Rp 800 juta. '' Kami yakin pada akhir tahun bisa menembus Rp 1 miliar,'' ujar Heru Sutopo Kepala BPPT Blora kemarin (5/11). Diperkirakan maraknya hotel di Blora berkaitan dengan perkembangan Blok Cepu.

Selain perizinan hotel, pihaknya juga sudah mengeluarkan dua izin untuk pengembang perumahan. Bahkan, salah satunya sudah mulai dibangun yakni sebanyak 680 unit. Sedangkan pengembang satunya belum mulai membangun. Dia yakin, kondisi itu dipicu dengan diproduksinya minyak di Blok Cepu.''Selain itu, izin usaha yang lain juga banyak,'' tambahnya.

Selain di Cepu, di Blora, kata mantan Kepala Dinas Pendapatan ini mengaku juga akan berdiri satu hotel lagi. Selain itu, ada pabrik pupuk di dua tempat, yakni di Kecamatan Tunjungan dan Kecamatan Kota. Pihaknya berharap berbagai usaha di Blora tersebut bakal menyerap tenaga kerja lokal. (ono)

------

Senin, 16 November 2009
Perubahan APBD 2009 Disetujui
DPRD Siap Kawal Pelaksanaannya

BLORA - Perubahan APBD 2009 Kabupaten Blora kemarin (15/11) disetujui. Persetujuan itu diambil dalam rapat paripurna DPRD yang digelar mulai pukul 16.00 di gedung DPRD Blora. Pimpinan DPRD dan Bupati menandatangani nota persetujuan perubahan tersebut. Dalam perubahan tersebut, APBD 2009 tidak menyisakan sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA).

Berdasarkan laporan Badan Anggaran yang dibacakan wakil ketua DPRD Abdullah Aminuddin, total belanja dalam APBD mencapai Rp 873,4 miliar,sedangkan sebelum perubahan hanya Rp 871,7 miliar, atau ada peningkatan belanja Rp 1,7 miliar. Rinciannya, belanja tidak langsung mencapai Rp 635,6 miliar dari sebelum perubahan hanya Rp 591,4 miliar. Atau naik Rp 44,1 miliar. Sedangkan belanja langsung justru turun dari Rp 280,2 miliar sebelum perubahan dan menjadi Rp 237,8 miliar setelah perubahan.

Abdullah Aminuddin menegaskan, meski DPRD menyetujui perubahan, namun dalam pelaksanaannya para wakil rakyat akan terus mengawasi. Anggota dewan dari PKB ini menyatakan, sejumlah proyek yang diusulkan eksekutif, terutama yang proyek fisik sudah ditolak. Karena itu, Aminuddin mengakui pembahasan perubahan APBD 2009 tersebut sempat berjalan alot. ''Pembahasan dengan tim anggaran pemkab memang sempat alot. Namun akhinya selesai juga,'' katanya.

Perubahan yang dilakukan itu, menurut dia, hanya untuk anggaran yang benar-benag mendesak dan sesuai dengan aturan yang ada. ''Kita tetap berpegang pada aturan,'' tandasnya. (ono)

-------

Senin, 16 November 2009
Agendakan Uji Coba Lagi
BLORA - Meski sudah tiga kali uji coba melawan tim Divisi Utama, Persikaba Blora tetap mengagendakan latih tanding kembali. Namun, karena kesulitan mencari lawan tanding dengan tim Divisi Utama lagi, kemungkinan besar Budiana dkk akan mencari

tim-tim lokal. "Atau minimal selevel dengan kita. Sekarang manajemen sedang lobi-lobi tim lain,'' kata Manajer Persikaba Amin Faried kemarin (15/11).

Menurut dia, uji coba itu dilakukan sambil menunggu jadwal lanjutan kompetisi Divisi Satu putaran kedua dimulai. Jadwal yang dibuat minimal satu minggu sekali pada Jumat sore. "Jadwal kami seperti itu. Namun tetap akan disesuaikan dengan kondisi yang ada,'' terang Amin.

Para pemain Blora, lanjut dia, harus banyak diberi pengalaman bertanding dengan banyak tim dari berbagai karakter. Namun, hal itu tetap disesuaikan dengan jadwal latihan yang dibuat pelatih. Jika pelatih membutuhkan latih tanding, manajemen akan berusaha membantu dengan melobi tim yang diinginkan. "Untuk pemain dan tim, kami memang percayakan sepenuhnya pada tim pelatih,'' tandasnya.

Amin menjelaskan, dari tiga kali uji coba yang dilakukan, penampilan Persikaba cukup menjanjikan. Hanya, menurut dia, masih ada satu kelemahan yang melekat, yakni lemah dalam penyelesaian akhir. Meski secara umum permainan bagus, karena sulit mencetak gol para pendukung Persikaba tetap tidak puas. Bahkan, penonton sering mengolok-olok pemain, khususnya striker. (ono)

-------

Minggu, 15 November 2009
Mendongeng Bukan Sekadar Bercerita
BLORA - Sendang Mulyono, pendongeng asal Semarang kemarin (14/11) memberikn tips mendongeng. Menurut dia, mendongeng bukan bercerita atau membacakan buku cerita dari awal sampai akhir.

Mendongeng harus dibarengi dengan perasaan mendalam atas cerita yang didongengkan. Penghayatan terhadap karekter setiap tokoh dalam cerita dongeng akan memengaruhi keberhasilan pendongeng menarik perhatian mereka yang didongeng. ''Karena dongeng harus ada seni dan penghayatannya,'' ujarnya saat menjadi salah satu pembicara dalam pelatihan mendongeng untuk para guru PAUD yang digelar di aula Dinas Pendidikan (Disdik) Blora.

Dosen luar biasa di Unes Semarang itu menuturkan, ada empat hal yang menjadi pokok dalam mendongeng. Pertama, pendongeng adalah orang bercerita dan pemain atau pemonolog kalau dilakukan sendirian. Sehingga, pendongeng harus menguasai dengan baik materi sebelum mendongeng.

Kedua, pendongeng harus bisa menarik perhatian dengan vokalnya. Setiap karakter tokoh harus mempunyai vokal dan intonasi yang berbeda. ''Misalnya kalau karakter raksasa juga harus vokalnya besar dan berat. Kalau di wayang karakter buto,'' tambahnya.

Ketiga, pendongeng harus bisa menghayati materi dongengnya. Terakhir, penampilan pendongeng harus aktif. Bahkan, kalau perlu atraktif agar dongeng yang disampaikan benar-benar mengena dan memikat. ''Karena dongeng itu banyak mengandung pesan-pesan yang baik,'' tuturnya.

Pelatihan sehari yang digelar disdik itu diikuti 150 guru PAUD se-Kabupaten Blora. Sekretaris Disdik Komari yang membuka pelatihan itu mengatakan, mendongeng menjadi salah satu media untuk memberikan pembelajaran pada anak didik. Dia berharap para peserta bisa mengikuti dan menyerap ilmu yang diberikan pemateri agar teknik mendongeng mereka bisa menjadi lebih baik. (ono)

-------

Saturday, 14 November 2009

Berbahasa Jawa otomatis praktik budi pekerti

BLORA - Nasib Bahasa Jawa dan petuang Jawa kini berada di ujung tanduk. Lho kok begitu? Karena banyak masyarakat yang saat ini jarang menggunakan Bahasa Jawa dalam pergaulan sehari-hari termasuk di rumah. Akibatnya Bahasa Jawa menjadi luntur, dan sikap ung- gah-ungguh, saling menghormati di kalangan pemuda atau lainnya sudah semakin menurun. Padahal dengan menggunakan Bahasa Jawa secara tidak langsung telah ditanamkan budi pekerti yang baik, karena dalam Bahasa Jawa ada tata karma berbahasa untuk diri sendiri dengan orang yang lebih tua.

"Padahal bahasa jawa diakui keasliannya oleh Unesco sebagai bahasa asli orang Jawa, tapi entah mengapa saat ini sudah mulai luntur," kata Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Blora Gunadi saat acara sarasehan Bahasa Jawa oleh Yayasan Kanthil Setda Blora, kemarin.

Gunadi menilai, ada beberapa sebab yang menjadikan Bahasa Jawa mulai luntur di masyarakat seperti di lingkungan sekolah yang jarang digunakan Bahasa Jawa. "Saat saya sekolah dulu, kelas 1 dan 2 guru yang mengajar selalu menggunakan Bahasa Jawa, tapi sekarang sudah langsung pakai Bahasa Indonesia," kata mantan Camat Ngawen ini setengah bercerita masa lalu.

Kemudian, lanjut dia, diperparah dengan munculnya bahasa-bahasa gaul yang mudah dicerna. Apalagi Bahasa Jawa ada tingkatannya mulai dari krama ingil, krama alus atau ngoko yang cukup sulit. Belum lagi kurikulum Bahasa awa yang tidak konsisten di sekolah-sekolah.

Belum lagi, banyak orang tua saat ini yang tidak memberikan keteladanan memakai Bahasa Jawa dengan baik dan benar. "Kalau ingin anaknya mengerti Bahasa Jawa yang baik dan benar, orang tua harus mengajarkannya di rumah, sehingga anak akan menjadi terbiasa," ujar Gunadi.

Filosofi
Menurutnya, dalam Bahasa Jawa banyak terkandung filosofi yang baik seperti dalam lagu mocopat yang semuanya memakai Bahasa Jawa halus. Kemudian dalam parikan, meskipun kadang menyindir namun dengan kata-kata dalam Bahasa Jawa menjadi halus.

Sementara itu, Ketua Yayasan Kanthil Blora Dwi Santoso mengharapkan agar Bahasa Jawa bisa diterapkan penggunaanya di lingkungan pemerintah kabupaten (pemkab) atau perusahaan dalam satu hari tertentu.

Untuk Blora akan digerakkan agar setiap hari Kamis akan memakai Bahasa Jawa, karena juga memakai seragam batik.

"Nanti setiap Kamis, semua pegawai yang ada di lingkungan dinas/instansi wajib menggunakan Bahasa Jawa dalam percakapan, dipilih hari itu karena pas dengan pakaian yang dipakai yaitu batik, pas nuansa Jawanya," kata Dwi Santoso yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Blora.

Selain itu, dia juga meminta agar bisa menggunakan pendekatan budaya Jawa dalam pergaulan sehari-hari hal itu untuk meredam kerusuhan atau lainnya, seperti dengan karawitan, wayang. K.9-ip

-------



Tidak ada komentar:

Posting Komentar