Kamis, 26 November 2009

Radar Bojonegoro

Kamis, 26 November 2009
Desak Dugaan Pemotongan DAK Diusut
BLORA - Setelah melaporkan dugaan penyelewengan penyelewengan pengawasan proyek di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Blora, sejumlah LSM kembali membidik dugaan pemotongan dana alokasi khusus (DAK) yang dikelola Dinas Pendidikan (Disdik) setempat.

Menurut Kenthut Prasetyo, Direktur Aliansi Rakyat Anti Korupsi (ARAK) Blora yang menjadi juru bicara forum komunikasi LSM Blora mengatakan, ada dugaan pemotongan dana sebesar tiga persen di tiap sekolah yang menerima DAK tahun ini. ''Karena itu, kami meminta aparat penegak hukum mengusut kasus ini. Kalau tidak, biar nanti kami yang memberikan data-datanya,'' ujar Kethut, kemarin (25/11).

Dia mengatakan, pemotongan itu dilakukan oknum Disdik. Hanya, pihak sekolah tidak ada yang berani mengaku kalau dananya dipotong. Sebab, posisi kepala sekolah berada di bawah pejabat di Disdik. Sehingga, pihak sekolah menurut dia, hanya bisa memendam di dalam hati saja kekecewaan tersebut. Selain dipotong, menurut Kenthut, pihak sekolah juga diarahkan untuk memakai jasa pihak tertentu untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya. ''Kami forum komunikasi LSM menantang pihak sekolah, atau Disdik sekalipun untuk buka-bukaan. Saya yakin tidak akan berani karena memang ada. Tapi pembuktiannya memang sulit,'' tambahnya.

Tahun ini, ungkap Kentut, ada 250 SD yang menerima DAK bidang pendidikan. Nilainya sekitar Rp 50 miliar termasuk dana pendamping dari APBD kabupaten. Jika ada potongan tiga persen, sehigga total ada Rp 1,5 miliar dana yang menguap. Selain untuk rehab kelas, dana itu juga untuk pengadaan mebeler sekolah. ''Disitulah permainan terjadi. Sekolah penerima DAK diarahkan untuk membeli mebeler dari perusahaan yang dikehendaki oknum Disdik,'' tandasnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Blora Ratnani Widowati dikonfirmasi melalui Kepala Bidang Pendidikan Menengah Sri Widodo membantah adanya kabar potongan ada tiga persen itu. Dia mengaku akan mengecek di lapangan soal itu.''Tidak benar itu. Akan kami cek di lapangan, terimakasih infonya,'' katanya.

Sri Widodo mengatakan, dana DAK di Blora tahun ini sebesar Rp 43,8 dari pemerintah pusat dan Rp 6,5 miliar dana pendamping dari APBD kabupaten. Setiap sekolah, kata dia menerima Rp 91 juta. Penggunaanya Rp 80 juta untuk rehab tiga ruang kelas dan Rp 11 juta untuk pengadaan mebeler. ''Semua dikerjakan pihak sekolah karena ini swakelola,'' tandasnya. (ono)

-------

Kamis, 26 November 2009

Kades Sambongrejo Cabut Banding
BLORA - Sunarman Kepala Desa Sambongrejo yang divonis hukuman lima bulan penjara oleh hakim pengadilan negeri (PN) Blora dalam kasus penggelapan raskin mencabut peryataan bandingnya. Pencabutan banding itu dilakukan setelah dia mempertimbangkan banyak hal. Dia mengaku menerima putusan hakim yang menghukumnya lima bulan. ''Pernyataan banding kami sebelumnya kami cabut.,'' ujar Sunarman didampingi penasehat hukumnya Zainudian kemarin.

Sedangkan, Zainudin mengatakan, sebelumnya dia menilai putusan hakim tidak adil karena Sunarman sama sekali tidak menggunakan uang yang dikatakan sebagai hasil penggelapan. Sehingga, banding adalah hal yang bisa dilakukan untuk menguji putusan hakim PN Blora. Saat ini, kata Zainudin, pihaknya sudah mencabut memori banding. ''Segera kami cabut memori banding yang sebelumnya sudah kami serahkan ke PN Blora, katanya.

Diberitakan sebelumnya, jaksa menuntut Sunarman dengan hukuman enam bulan penjara karena dinilai melanggar pasal 374 KUHP yang ancaman hukumannya maksimal lima tahun penjara. Oleh hakim diputus lima bulan potong masa tahanan. Setelah putusan beberapa hari kemudian Sunarman bebas.

Saat Sunarman menyatakan banding beberapa waktu lalu, jaksa penuntut umum (JPU) juga menyatakan banding juga. Hal itu untuk mengimbangi upaya banding yang dilakukan Sunarman. Namun, setelah Sunarman mencabut bandingnya, belum ada kejelasan dari JPU akan meneruskan atau tidak bandingnya. s. Yeni Astuti JPU kasus itu mengaku masih akan konsultasi dengan Kepala Kejari. ''Kami akan konsultasikan dulu,'' katanya.(ono)

-------

Kamis, 26 November 2009

Warga Temukan Lele Raksasa
BLORA - Warga Kelurahan Bangkle Kecamatan Blora kemarin geger. Sebab, Dasiman,65, salah satu warga setempat menemukan dua ikan lele dalam ukuran yang besar, sekitar puku 09.00 di sungai tak jauh dari rumahnya. Panjang ikan lele temuan Dasiman itu 95 cm. Sedangkan lebar kepala sekitar 20 cm. Satu ikan dia pukul sampai mati kemudian dimasak. Sedangkan ikan satunya masih dibiarkan hidup.

Saat ditemui di rumahnya Dasiman kemarin, Dasiman mengatakan, pagi itu dia berniat mencari rumput. Saat melewati pinggiran sungai, dia melihat ada dipinggir sungai terlihat air berkecipak. Namun, saat itu dia membiarkan saja, karena dia mengganggap air berkecipak itu akibat ular yang sedang kawin. Namun, setelah dia amati ternyata ada dua ekor ikan lele yang terus bergerak-gerak.

Dasiman kemudian mendekati ikan itu dan memukulkan sabit yang dia bawa kearah ikan tersebut dan mengenai salah satunya hingga mati. Sedangkan, ikan yang satunya tetap bergerak. Kemudian, dia pulang ke rumah dan memanggil anaknya,Sutiyono, 35, untuk membantunya mengambil ikan itu. Dengan dibantu anaknya, dua ikan itu berhasil dia angkat ke daratan. Karena yang satu ekor masih hidup, sampai kemarin dia biarkan hidup. Sedang satunya di masak. Setelah diukur, panjang ikan yang masih hidup sepanjang 95 sentimeter, sedangkan ikan yang mati 85 sentimeter. ''Akan saya pelihara dulu,'' kata Dasiman. (ono)

-------


Tidak ada komentar:

Posting Komentar