Rabu, 04 November 2009

Tabloid Asli Blora - TMMD - PERSAINGAN BACABUP - KONFLIK PENAMBANG PASIR



Penutupan TMMD Sengkuyung II 

 

JIKEN, SR – Program TMMD Sengkuyung II tahun 2008 yang dilaksanakan di Desa Cabak, Kecamatan Jiken, Blora secara resmi ditutup oleh Bupati Blora RM Yudhi Sancoyo, Kamis (29/10).

 

Bupati mengakui, program TMMD dapat membantu dan memberikan nilai positif kepada masyarakat, karena bisa bersama-sama bergotong royong dan saling membantu.

 

“Terbukti selama ini TMMD dapat memberikan sesuatu yang bernilai bagi masyakat, serta meningkatkan pembangunan,” ujar RM Yudhi Sancoyo.

 

TMMD tersebut dilaksanakan selama satu bulan, dengan agenda kegiatan pembuatan beberapa proyek fisik dan non fisik di beberapa lokasi di Desa Cabak. 

 

Perwira proyek Kapten Ribut Agiyoko mengatakan, selama kegiatan TMMD Sengkuyung II berjalan dengan baik dan lancer. Hal itu dibuktikan dengan diselesaikannya semua proyek fisik yang ada seratus persen.

 

“Semua kegiatan baik fisik dan non fisik dapat dilaksanakan dengan baik, lancer dan tepat waktu,” kata Kapten Ribut.

 

Selama pelaksanaan TMMD, telah dikerjakan pembuatan jalan makadam sepanjang 1900 meter, membuat flat beton empat unit, melakukan rehap gedung perpustakaan  SDN Cabak 1 dan SDN Cabak 2.

 

Selain itu, juga berhasil dikerjakan embuatan talud sepanjang 200 meter, paving halaman masjid, pembuatan pagar masjid, serta membuat plafon mushola. (Gie)



Golkar Pastikan Usung Yudhi – Hestu

 

BLORA, SR- Polemik tentang mundur atau tidaknya Hestu Subagyo sebagai bacawabup Partai Golkar akhirnya terjawab sudah. Setelah Sabtu (31/10) secara resmi ketua DPR PG Blora Yudhi Sancoyo menyatakan bahwa Hestu sudah mendapat rekomendasi partai berlambang pohon beringin ini.

 

Menurut Yudhi Sancoyo yang saat ini menjabat bupati Blora keputusan Partai Golkar (PG) sudah bulat mencalonkan Hestu Subagyo sebagai calon wakil bupatinya yang akan berlaga dalam Pilbup mendatang,

 

“Sesuai komitmen bersama dari paartai golkar saya dan pak Hestu akan maju pada pilkada 2010 nantinya,” kata Yudhi.

 

Disamping komitmen itu Yudhi juga menjelaskan Kamis (29/10) yang lalu saat mengadakan rapat seluruh pengurus PG di tiap kecamatan, mengambil keputusan bahwa Dia dan Hestu direkomendasi sebagai pasangan cabup dan cawabup partainya.

 

Disisi lain hampir semua sumber di kalangan PG mengatakan bahwa dengan direkomdasinya Yudi Hestu maka partainya akan lebih mudah menarik masa untuk mendukungnya.

 

Keyakinannya beralasan karena pasangan kandidat cabup dan cawabuo ini memounyai latar belakang berbeda yang saling melengkapi.

 

“Pak Yudhi ahli dalam merangkul masa sedang pak Hestu lebih condong masalah financial yang merupakan syarat mutlaknya dalam pilkada nantinya,” kata sumber yang wanti-wanti tidak menyebut namanya.

 

Sumber tersebut juga menambahkan, memang sudah bukan rahasia lagi bahwa masalah finansial sangat berpengaruh pada sebuah pesta demokrasi seperti pilkada nantinya.(Roes)

 

 

 

PDIP Mulai Jaring Calon

Warsit Juga Ambil Formulir

 

BLORA, SR – Semakin dekatnya pelaksanaan pemilihan umum kepada daerah (pilkada) Blora 2010, partai politik (parpol) sudah mulai mengendus-endus para jagonya. Hanya saja saat ini baru beberapa partai yang sudah mulai melakukan pendaftaran bakal calon bupati (bacabup) dan bakal calon wakil bupati (bacawabup).

 

Sementara partai lain masih menunggu penjaringan, dari hasil pemilu 2009, hanya ada dua parpol yang langsung bisa mengusung calon sendiri, yaitu PDIP (8) dan Golkar (9), karena syarat partai untuk bisa mengusung minimal punya 7 kursi di parleman.

 

Bagaimana dengan Demokrat karena hanya memiliki 6 kursi maka, partai pimpinan Bambang Susilo ini harus mencari koalisi dengan partai lain, untuk bisa mengusung sendiri   

 

Disaat partai lain masih disibukkan dengan wacana para calon, PDIP sebagai partai pemenang pemilu 2009 lalu, sudah melakukan start dengan membuka pendaftaran bagi masyarakat yang ingin maju sebagai bacabup atau bacawabup.

 

”Kami telah melakukan pendaftaran dan berakhir 24 nopember nanti, bagi siapa saja yang ingin mendaftar lewat PDIP kami persilahkan,” kata Wakil Sekretaris bidang Intern DPC PDIP Blora, Sucahyo Jati Asmoro, Sabtu (31/10).   

 

Menurut Sucahyo, saat ini sudah ada empat nama yang mengambil formulir, diantaranya ada nama mantan Ketua DPRD Blora HM Warsit, Sunarto dan Letkol Djoko Nugroho (Kokok), satunya anggota DPRD dari PDIP Blora Colbert Manggara Tua.  

 

”Saya datang atas nama pribadi untuk mengambil formulir pendaftaran calon bupati dari PDIP, karena dengan PDIP sudah tidak asing lagi bagi saya,” kata Djoko Nugroho yang biasa dipanggil Kokok kepada SR, Sabtu (31/10).    

 

Menurut Kokok yang saat ini masih menjabat sebagai Dandim Rembang, selain mengambil formulir dirinya juga ingin bersilaturahmi dengan teman-teman di PDIP sebab selama di Cepu, keluarga telah menjadi bagian dari PDIP, termasuk kakaknya yang pernah menjadi Ketua DPC PDIP Blora sebelum akhirnya menjadi Bupati Blora.     

 

”Sekaligus mohon do’a restu kepada masyarakat Blora, semoga nanti dapat lulus ujian dan diterima, sehingga bisa bersatu membangun Blora kedepan agar lebih baik, terutama pemerintahan yang bersih dan kondusif,” ujar Kokok.

 

Makin Rame

 

Sebelumnya sempat muncul rumor kalau Kokok akan maju lewat Demokrat, yang akan berpasangan dengan Bambang Susilo. Munculnya nama Kokok makin menambah rame persaingan menuju pendopo.

 

Hingga saat ini, beberapa nama sudah mulai muncul meramaikan bursa bacabup/bacawabup. Seperti nama Incumbent RM Yudhi Sancoyo, Bambang Susilo, Sunarto, Abu Nafi dan Ketua KNPI Teguh Kristiyono.

 

Namun demikian, hanya yang sudah pasti dicalonkan yaitu Yudhi Sancoyo dari Partai Golkar, sementara yang lainnya belum pasti karena masih menunggu rekomendasi dari parpol atau akan maju lewat jalur independent. (Gie)




Soal Pasir, Warga Jipang-Pengusaha Kisruh

 

CEPU, SR - Suasana Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Blora yang biasanya adem ayem, pada Rabu (21/10) agak memanas. Siang itu terjadi kesalahpahaman antara seorang pengusaha sedot pasir bernama Hepi (53) dengan beberapa pekerja yang kebetulan sedang istirahat di sebuah lapak pasir.

 

Saat itu Hepi sedang mencari penyekrop pasir untuk dipekerjakan di bedak miliknya, ketika lewat di depan para pekerja itu mereka tertawa-tawa. Hepi mengira mereka mentertawakannya dan merasa tersinggung, dia segera pulang mengambil parang dan kembali ke bedak menghampiri mereka, orang-orang itupun lari menghindar bahkan ada yang nyebur ke bengawan.

 

Kejadian ini segera dapat diselesaikan perangkat setempat, malam harinya mereka mengadakan pertemuan untuk mengurai salah paham ini. Masalah inipun dapat didamaikan dan dianggap selesai.

 

Tetapi ternyata pada hari Kamis (22/10) jalan masuk desa diberi plang dengan tulisan “Lokasi pasir ditutup” sehingga kembali memanaskan suasana. Pihak pengusaha pasir merasa dirugikan jika jalan desa ditutup karena tidak dapat menjual pasirnya ke luar desa.

 

Hepi lantas melaporkan kejadian ini ke Polres Blora, Sabtu (24/10) sehingga dua orang warga Jipang bernama Jali (45) dan Kasmin (44) mendapat panggilan. Kejadian ini semakin memanaskan keadaan.

 

Untuk meredam suasana pihak pemerintah desa mengundang berbagai elemen masyarakat Jipang dan Muspika Cepu untuk merembuk kejadian ini, Senin (26/10).

 

Acara dadakan ini selain dihadiri para tokoh masyarakat, perangkat desa, juga menghadirkan para pengusaha pasir di wilayah ini sebanyak tiga orang antara lain Hepi, Kalisno dan Tono.

 

Kepala Desa Jipang Herdaru Budhy Wibowo (Hanung) sendiri yang memimpin rapat ini. Setelah mendengarkan berbagai kehendak masyarakat akhirnya disepakati sedot pasir di wilayah Jipang akan ditutup hari itu juga.

 

Salah seorang warga, Subiyono (35) dengan lantang mengatakan bahwa akibat sedot pasir banyak sumber air (sumur) di Jipang banyak yang mati, karena debit air turun sehingga melonjakkan biaya operasional organisasi pengairan setempat (Dharma Tirta) dan banyak pencurian.

 

Warga lainnya, Mani (59) mengeluh tanah di sepanjang tepian bengawan banyak yang longsor dan polusi udara karena banyaknya truk yang mengangkut pasir keluar masuk desa.

 

Kasi Trantib Kecamatan Cepu Lilik Ali M, SH yang hadir bersama Kapolsek Cepu AKP Yaban, SE akhirnya menyaksikan pembuatan Berita Acara tentang kejadian itu yang menghasilkan beberapa keputusan.

 

Keputusan pertama, blower (sedot pasir dengan mesin) di Desa Jipang ditutup, memberikan waktu satu minggu  mulai Selasa (27/10) bagi para pengusaha pasir untuk menjual pasir yang sudah terlanjur berada di darat. Masyarakat mendesak Hepi untuk mencabut laporan atas Jali dan Kasmin di Polres Blora. (Agt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar