Jumat, 26 Maret 2010


Thursday, 25 March 2010.

Suara gemuruh terdengar dari jarak 3 kilometer Semburan gas liar di Blok Cepu

Image
Foto: Wahono-pu
BLORA - Semburan gas liar (blow out) kembali terjadi di Blok Cepu tepatnya di sumur minyak P-4 Semanggi milik Pertamina yang berlokasi di Desa Semanggi, Kecamatan Jepon, Blora, Kamis (25/3) pagi tadi. Semburan gas itu menimbulkan suara gemuruh yang terdengar hingga jarak 3 kilometer.Kejadian sama dan sempat menggegerkan dunia perminyakan tanah air, pernah terjadi di sumur RBT-A (1) pada 2002 lalu di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Blora. Kala itu, untuk menanggulangi kebakaran menggunakan metode direct capping, seperti diterapkan tim dari organisasi keadaan darurat (OKD) Pertamina pada praktik pemadaman semburan gas liar di Prabumulih, Sumatera Selatan.

Meledaknya sumur RBT-A berbeda dengan sumur P-4 Semanggi. Blow out di RBT-A disertai semburan api, sedangkan di sumur P-4 Semanggi berupa gas kering dan tidak terbakar.

Ledakan di sumur RBT-A penuh risiko karena berlokasi di dekat perumahan penduduk dengan mengungsikan dan memberi ganti rugi kepada ribuan kepala keluarga (KK). Namun di sumur P-4 ini, berlokasi di tengah hutan jati, jauh dari pemukiman penduduk. Pengamanan ketat diberlakukan sehingga selain petugas dilarang mendekat.

”Kami semua masih belum bisa apa-apa, hanya bersifat was-pada dan antisipasi,” ungkap salah satu kru (tim) dari Pertaimana Ragion Jawa Blok Cepu di jarak sekitar 600 meter dari lokasi semburan gas liar sumur P-4 Semanggi.

Datangkan peralatan
Hingga pukul 09.00 pagi tadi, belum ada perkembangan berarti untuk mengatasi blow out. Gas liar bersuara sangat keras itu masih seperti kejadian awal pada Rabu, sekitar pukul 16.00 WIB kemarin. Semburan gas terlihat warna putih membumbung tinggi ke langit dan suara keras yang ditimbulkan cenderung terus meninggkat.

"Semakin siang suara keras semakin bertambah keras, semburan gas juga terlihat makin meninggi," tutur petugas yang enggan disebut namanya.

Pejabat Humas Pertamina Ragion Jawa Blok Cepu, Toufik Riyadi, membenarkan terjadi blow out di sumur P-4. Kesiagaan dan pengaman ketat sudah diberlakukan. Peralatan khusus sedang didatangkan dari Cirebon.

"Ini risiko kerja, proporasi pecah dan terjadilah blow out. Insya Allah bisa secepatnya teratasi, " jelasnya, pagi tadi.

Blow out di sumur P-4 Semanggi terjadi kemarin pukul 16.05 WIB. Saat itu sedang dilakukan kerja ulang ganti lapisan (KUPL) sumur berkedalaman 600 meter lebih yang dibor sekitar 2004 lalu.

Tim yang melakukan servis di rig AB-100 saat menembakkan bahan pelapis (proporasi) pada lapisan dalam sumur mpecah, mereka lari berhamburan setelah terjadi semburan gas liar yang menyembur tinggi.

Sejumlah ambulance, mobil tangki air, berbagai alat berat dan perangkat penunjang lain milik Pertamina pagi tadi sudah disiapkan di lokasi blow out. Air secara terus menerus disemprotkan ke permukaan sumur untuk mangantisipasi kebakaran.

Kepala Kepala Resor (Kapolres) Blora, AKP Isnaeni Ujiarto, terlihat berada di lokasi dan dini hari tadi baru kembali dari kawasan semburan gas liar. "Kami sudah cek ke lokasi, langkah yang diambil kepolisian baru pada tahap koordinasi pengamanan," jelasnya. K.9-pu

Sumber : K.9-pu, "Suara gemuruh terdengar dari jarak 3 kilometer Semburan gas liar di Blok Cepu", Wawasan Digital (Pesisir Timur), Thursday, 25 March 2010, http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=38651&Itemid=1, (Jum'at, 26 Maret 2010)

=======

Thursday, 25 March 2010.

Ingatkan peristiwa 2002x

SEMBURAN gas liar pada 2002 di sumur RBT-A di Desa Sumber, Kecamatan Kedungtuban, Blora, ketika itu tekanan gas yang menyebur keluar lebih dari 3.000 pound per square inc (Psi) disertai semburat api dengan asap hitam pekat.

Sumur hasil eksplorasi Pertamina Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Timur (DOH Jabati), nama Pertamina waktu itu, diprediksi terdapat kandungan minyak cukup besar, berikut cadangan gas bumi mencapai 300 billion cubic feet (bcf).

Usaha penanggulangan semburan gas liar yang disertai semburat api dan suara bising memekakkan telinga, menurut General Manager DOH Jabati waktu itu, Idris Kamidjo, harus diungsikan belasan ribu jiwa.

Sejumlah peralatan berat ikut terbakar. Untuk meredam gas liar yang terbakar. disiapkan area workshop athey wagon, cooling down area, killing area, posko lapangan, pipa air/pompa, fire pump dan killing unit (3 fact unit & perlengkapan) dan tenaga ahli migas dari Amerika.

Minta tumbal
Berdasar kedalaman sumur dan lapisan penyebab kick, semburan liar di Blora ini dapat ditanggulangi dengan metode direct capping, biaya besar dibutuhkan untuk menutup sumur yang terbakar.

Hasil penelitian, semburan gas liar di Blora (2002) merupakan semburan terbesar kedua setelah semburan gas di Pasirjadi, Subang, Jabar. Untuk semburan gas liar di Prabumulih, Sumsel (1999), diakuinya lebih besar semburan yang terjadi di sumur RBT-A itu.

Pertamina DOH Jabati juga menuruti permintaan sesepuh warga Desa Sumber untuk berkorban dengan menyembelih tiga ekor sapi, kemudian kepala sapi itu ditanam di lokasi sekitar sumur.

”Memang benar, agar proses pemadaman berjalan lancar, sesepuh Desa Sumber menyarankan Pertamina untuk memberi tumbal tiga kepala sapi,” papar pemuda desa setempat yang ikut terlibat aktif pada proses pemadaman gas liar dan akhirnya berhasil dipadamkan awal April 2002.

Kejadian yang sama di Prabumulih, Sumatera Selatan, pada 1999 lalu memakan waktu dua bulan. Dari pengalaman tersebut, program pemdaman di Blora ini cukup satu bulan dan ternyata bisa, sebab lokasinya di darat dan mudah dijangkau.

Peralatan berat yang didatangkan dari Prabumulih, Cirebon Cilacap, Jakarta, Tuban, Cepu, Surabaya dan milik Mobil Cepu Ltd (MCL), ketika itu siang malam melakukan proses killing dan berhasil. K.9-pu

Sumber : K.9-pu, "Ingatkan peristiwa 2002x", Wawasan Digital (Pesisir Timur), Thursday, 25 March 2010, http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=38650&Itemid=1, (Jum'at, 26 Maret 2010)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar