Sabtu, 11 Juli 2009

Lintas Muria - NEGATIF FLU BABI



Warga Blora Negatif Flu Babi

BLORA-Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora memastikan hingga kini tidak ada satupun warga Blora yang terserang penyakit flu H1NI (flu babi). Pernyataan itu dikeluarkan menyusul adanya kabar yang menyebutkan, salah seorang warga Kecamatan Banjarejo berinisial S (35) terjangkit flu H1NI.


Kepala Dinkes Henny Indriyanti melalui Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Lilik Hernanto menjelaskan, pihaknya pekan lalu mendapatkan laporan bahwa S dirawat rumah sakit di Blora.


Penyakit yang diderita mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Saudi Arabia itu mirip gejala flu H1NI. Namun setelah dilakukan pemeriksaan dan uji laboratorium di Semarang, penyakit tersebut bukan flu H1NI.


”Dia negatif flu H1NI. Mungkin dia mengalami penyakit flu biasa,” ujarnya, kemarin.

Kekhawatiran penyakit yang diderita S adalah flu H1NI cukup beralasan.


Pasalnya, dia baru beberapa hari pulang dari Saudi Arabia. Lilik menerangkan saat tiba di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, S sudah merasakan gejala flu. Namun suhu badannya tidak tinggi, sehingga tidak terdeteksi alat pemantau flu H1N1 yang dipasang di bandara internasional tersebut.


Setibanya di Blora dengan menumpang bus, flu yang dialami S semakin parah. Karena itu, S kemudian berobat di puskesmas. Setelah diberikan obat flu biasa, penyakit tersebut tidak kunjung sembuh.


Dia kemudian berobat ke rumah sakit daerah Blora. Saat itulah, kata Lilik, tim kesehatan dari Semarang datang ke Blora untuk mengambil sampel darah dan pemeriksaan bagian tubuh lainnya. ”Setelah diperiksa di laboratorium, hasilnya negatif,” katanya.


Disiapkan Obat


Karena itu, S diperbolehkan pulang. Lilik yang didampingi Kepala Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Edi Widayat mengemukakan, kondisi kesehatan S kini semakin membaik. Menurutnya, tim dari Dinkes memantau terus perkembangan penyakit wanita yang sudah menikah dan dikarunia anak tersebut.


”Warga di sekitar rumah S juga tidak perlu khawatir. Karena penyakit yang diderita S bukan flu H1N1,” katanya.


Lilik mengatakan, guna mengantisapasi penyakit flu H1N1, Dinkes telah menyiapkan obat tamiflu atau Oseltamivir Capsules di setiap puskemas. Obat tersebut bisa digunakan jika ada warga yang terindikasi terjangkit virus flu burung ataupun flu H1N1.


Tamiflu dinilai mampu mencegah sekaligus mengobati kedua jenis penyakit tersebut. Selain itu, disediakan pula alat perlindungan diri (APD) bagi petugas medis yang merawat pasien. APD antara lain terdiri atas masker, sepatu boot, kaos tangan plastik dan baju.


Menurutnya, petugas kesehatan di Blora termasuk di puskesmas selama ini telah disiapkan untuk mengantisipasi flu burung. Kesiapan itulah menjadi pengalaman berharga ketika mulai muncul penyakit H1N1 2009 di sejumlah negara.


Lilik meminta masyarakat Blora, terutama yang baru pulang dari luar negeri untuk memeriksakan diri ke dokter jika merasakan kondisi badannya tidak sehat. ”Petugas medis di Blora sudah siap memberikan pelayanan kesehatan termasuk jika ada pasien yang patut diduga mengidap flu H1N1,” ujarnya.(H18-79)



489 Gunakan KTP-KK saat Pilpres

BLORA - Panwaslu mencatat warga Blora yang belum terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT), namun tetap bisa menggunakan hak pilihnya dengan menunjukan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) sebanyak 489 orang.


Penggunaan KTP dan KK tersebut diperbolehkan pascakeluarnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 102/PUU-VII/2009 tanggal 6 Juli.


Berdasarkan putusan MK tersebut warga negara Indonesia (WNI) yang belum terdaftar dalam DPT dapat menggunakan hak pilihnya dalam pemilu presiden dengan menunjukkan KTP. Bagi WNI yang menggunakan KTP harus dilengkapi dengan KK.


Penggunaan hak pilih bagi WNI yang menggunakan KTP yang masih berlaku dapat digunakan di TPS yang berada di RT/RW atau nama sejenisnya sesuai dengan alamat yang tertera di dalam KTP. Para pemilih tersebut dilayani di TPS satu jam sebelum pemungutan suara berakhir pukul 13.00


Ketua Panwaslu Blora, Wahono mengemukakan berdasarkan laporan sementara yang diterimanya pemilih yang menggunakan KTP dan KK saat pilpres 8 Juli lalu terbanyak berada di Kecamatan Cepu yakni 135 orang. Disusul berikutnya di Kecamatan Blora (97 orang), Kedungtuban (43), Kunduran (35), Jati dan Jiken masing-masing 32 orang.


Selain itu juga di Kecamatan Randublatung (29) dan Kecamatan Banjarejo sebanyak 18 orang. ‘’Semua kecamatan di Blora ada warganya yang menggunakan KTP dan KK, karena nama mereka belum tercantum dalam DPT,’’ ujar Wahono. (H18-54)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar