KORAN SORE
W A W A S A N
W A W A S A N
Friday, 09 October 2009
DPRD minta mobdin diperiksa ulang
BLORA - Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Blora, merespon positif langkah pengecekan dan pemeriksaan mobil dinas (mobdin) oleh tim Inspektorat Kabupaten setempat. Mereka menilai positif karena bisa diketahui berapa jumlah mobil dinas dan berapa yang masih bisa dipakai.
Seperti diungkap Wakil ketua DPRD dari Fraksi Kebangkitan bangsa (PKB), H Aminuddin, meminta agar semua mobil dinas yang ada kembali dicek kondisinya secara detail.
”Kami mendukung langkah Inspektorat Daerah (Irda) Kabupaten Blora, dengan syarat kebali dilakukan pengecekan yang lebih detail,” katanya lagi.
Tidak hanya aksesoris atau perlengkapannya, dia juga minta agar tim juga mengecek kondisi mesin dan dilihat laporannya, misalkan masuk bengkel terakhir kapan, apa saja yang sudah diperbaiki.
Meski sudah dilangsungkan pemeriksaan Inspektorat, dari hasil pantauan Wawasan Rabu (7/10), sebagian besar mobil yang layak dan tahun-tahun terbaru, masih dipakai dengan bebas oleh para anggota dewan.
Nunggak Pajak
Pejabat pelaksana tugas (Plt) Sekretaris DPRD, Didik Lukardono menjelaskan, saat ini pihaknya sedang mengumpulkan semua kendaraan dinas untuk diperiksa tim inspektorat untuk program opname. Diakuinya kalau sebagian mobil dinas memang dalam kondisi rusak. Sebagian malah tidak bisa jalan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Itwilda Kabupaten Blora mengecek 33 mobil DPRD yang sempat jadi perbincangan ramai karena tidak jelas keberaaannya. Pemeriksaan digelar di sekretariat (gedung) dewan untuk keperluan stock opname bersama inventaris lainnya.
Selain mobil-mobil dewan, dua mobil Kijang kapsul milik Bagian Umum (Setda) yang lebih dari tiga tahun dipinjam (dibawa) dua anggota dewan lama, juga sudah dikembalikan. Kondisinya juga sangat memprihatinkan, rusak parah, lampu-lampu lepas, bemper pecah di sana-sini dan harus diikat dengan tali plastik agar tidak terlepas, serta aksesorisnya tidak utuh lagi.
Dua mobil Bagian Umum (pool) Sekretariat Daerah (Setda) yang sudah dikembalikan itu K 9501 BE dan K 9503 MN. Kijang Kapsul terakhir itu STNK-nya tidak ada, dan sudah dua tahun pajaknya tidak diperpanjang (nunggak) dengan kondisi rusak sangat parah. K.9-Tj
---------
Kabar duka dari Solo itu langsung menyebar ke sejumlah pihak di Blora sekitar subuh kemarin. Sontak cerita anggota DPRD Blora tidak pernah genap 45 orang yang sempat mencuat sekitar 1 tahun lalu, saat ini menjadi pembicaraan hangat kembali.
Sebagaimana diketahui, DPRD Blora memutuskan menggelar workshop bagi para anggotanya selama tiga hari. Dijadwalkan acara diselenggarakan mulai Selasa (6/1)) hingga Kamis (8/10). Workshop itu dinilai sangat penting untuk membekali para anggota Dewan sebelum melaksanakan tugas.
Belum diketahui pasti, apakah setelah kejadian itu acara masih dilanjutkan atau tidak.
Kabag Risalah Setwan H Sumarno ketika dihubungi membenarkan peristiwa adanya seorang anggota dewan yang meninggal di sela-sela acara workshop itu. ’’Memang benar, ini baru divisum.
Setelah selesai dari rumah sakit, rencananya jenazah akan dibawa ke rumah duka di Randublatung,’’ jelasnya. Soemarno menjelaskan, Selasa (6/10) malam almarhum tampak sehat-sehat saja. Bahkan dia saat acara masih aktif bertanya kepada pembicara.(ud-79)
-------
Seperti diungkap Wakil ketua DPRD dari Fraksi Kebangkitan bangsa (PKB), H Aminuddin, meminta agar semua mobil dinas yang ada kembali dicek kondisinya secara detail.
”Kami mendukung langkah Inspektorat Daerah (Irda) Kabupaten Blora, dengan syarat kebali dilakukan pengecekan yang lebih detail,” katanya lagi.
Tidak hanya aksesoris atau perlengkapannya, dia juga minta agar tim juga mengecek kondisi mesin dan dilihat laporannya, misalkan masuk bengkel terakhir kapan, apa saja yang sudah diperbaiki.
Meski sudah dilangsungkan pemeriksaan Inspektorat, dari hasil pantauan Wawasan Rabu (7/10), sebagian besar mobil yang layak dan tahun-tahun terbaru, masih dipakai dengan bebas oleh para anggota dewan.
Nunggak Pajak
Pejabat pelaksana tugas (Plt) Sekretaris DPRD, Didik Lukardono menjelaskan, saat ini pihaknya sedang mengumpulkan semua kendaraan dinas untuk diperiksa tim inspektorat untuk program opname. Diakuinya kalau sebagian mobil dinas memang dalam kondisi rusak. Sebagian malah tidak bisa jalan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Itwilda Kabupaten Blora mengecek 33 mobil DPRD yang sempat jadi perbincangan ramai karena tidak jelas keberaaannya. Pemeriksaan digelar di sekretariat (gedung) dewan untuk keperluan stock opname bersama inventaris lainnya.
Selain mobil-mobil dewan, dua mobil Kijang kapsul milik Bagian Umum (Setda) yang lebih dari tiga tahun dipinjam (dibawa) dua anggota dewan lama, juga sudah dikembalikan. Kondisinya juga sangat memprihatinkan, rusak parah, lampu-lampu lepas, bemper pecah di sana-sini dan harus diikat dengan tali plastik agar tidak terlepas, serta aksesorisnya tidak utuh lagi.
Dua mobil Bagian Umum (pool) Sekretariat Daerah (Setda) yang sudah dikembalikan itu K 9501 BE dan K 9503 MN. Kijang Kapsul terakhir itu STNK-nya tidak ada, dan sudah dua tahun pajaknya tidak diperpanjang (nunggak) dengan kondisi rusak sangat parah. K.9-Tj
---------
SUARA MERDEKA
Lintas Muria
Kamis, 08 Oktober 2009
Anggota DPRD Blora Meninggal saat Workshop
BLORA - Seorang anggota DPRD Blora dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Subolo, Rabu (7/10) dini hari kemarin sekitar pukul 01.30 meninggal dunia di kamar sebuah hotel di Solo. Almarhum beserta teman-teman anggota Dewan lainnya, sebenarnya tengah mengikuti acara workshop yang diselenggarakan lembaganya. Menurut keterangan, dia meninggal diduga kecapaian.Kabar duka dari Solo itu langsung menyebar ke sejumlah pihak di Blora sekitar subuh kemarin. Sontak cerita anggota DPRD Blora tidak pernah genap 45 orang yang sempat mencuat sekitar 1 tahun lalu, saat ini menjadi pembicaraan hangat kembali.
Sebagaimana diketahui, DPRD Blora memutuskan menggelar workshop bagi para anggotanya selama tiga hari. Dijadwalkan acara diselenggarakan mulai Selasa (6/1)) hingga Kamis (8/10). Workshop itu dinilai sangat penting untuk membekali para anggota Dewan sebelum melaksanakan tugas.
Belum diketahui pasti, apakah setelah kejadian itu acara masih dilanjutkan atau tidak.
Kabag Risalah Setwan H Sumarno ketika dihubungi membenarkan peristiwa adanya seorang anggota dewan yang meninggal di sela-sela acara workshop itu. ’’Memang benar, ini baru divisum.
Setelah selesai dari rumah sakit, rencananya jenazah akan dibawa ke rumah duka di Randublatung,’’ jelasnya. Soemarno menjelaskan, Selasa (6/10) malam almarhum tampak sehat-sehat saja. Bahkan dia saat acara masih aktif bertanya kepada pembicara.(ud-79)
-------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar