FOKUS
Bacabup Blora Mulai Gerak
Popularitas vs Money Politik
BLORA, SR - Walau pilkada masih setengah tahun lagi namun wacana persaingan para kandidat Bacabup mulai tampak. Memang saat ini nama-nama Bacabup Blora untuk Pilkada 2010 sudah mulai banyak diperbincangkan di masyarakat.
Beberapa nama diantaranya incumbent Yudhi Sancoyo, Abu Nafi (Kadinas Perhubungan Blora), Sunarto (Kepala BKD Kabupaten Gunung Kidul), HM Warsit (Mantan Ketua DPRD Blora), Sutikno (mantan Dirut PGN Jakarta), Bambang Sulistya (Sekda), Joko Nugroho (Dandim Rembang) bahkan nama Kessy Wijayanti (Istri Alm Basuki Widodo) juga muncul sebagai meramaikan bursa calon orang nomor satu di Blora.
Beberapa orang yang dikonfirmasi langsung SR diantaranya Kessy Wijayanti (istri alm Basuki Widodo-red) membantah secara langsung dirinya mencalonkan Cabup mendatang. “Saya hanya ingin membesarkan anak-anak dan fokus pada dunia pendidikan yang selama ini saya geluti,” kata Kessy, Rabu (14/10).
Kessy Wijayanti yang saat ini telah menjadi Dekan Fakultas Ekonomi di USM ini mengaku kepada SR bahwa dirinya telah didatangi beberapa orang, untuk bersedia dicalonkan sebagai Bacabup Blora mendatang.
Namun dirinya telah menolak beberapa tawaran itu dan akan konsentrasi sepenuhnya pada dunia pendidikan.
Sementara Abu Nafi mengaku desakan kaum Nahdliyin, yang menghendaki dirinya maju pada pilkada mendatang. “Karena itu merupakan amanah mereka maka saya tidak bisa menolaknya,” katanya minggu lalu.
Sementara Yudhi Sancoyo sendiri sudah beberapa kali menyatakan dirinya siap melanjutkan jabatannya pada tahun 2010 mendatang. Atau dengan kata lain dirinya sudah siap bersaing pada pilbup tahun depan.
Bahkan secara langsung dirinya sudah mempunyai Bacabup yakni Hestu Subagyo, putra asli Cepu yang juga mantan direktur utama Pertamiana EP Cepu. Alasannya memilih nama Hestu Subagyo sebagai pendampingnya karena Blora kedepan harus bergerak cepat maka sangat dibutuhkan seorang tehnokrat.
“Saya konsentrasi di pemerintahan dan Pak Hestu mengurusi sumber daya alam terutama minyak bumi di Blok Cepu ini,” Kata Yudhi.
Sementara beberapa elemen masyarakat, diantara direktur LSM Wong Cilik Ateng Sutarno justru memprediksi pilkada mendatang akan sama dengan pemilu legislatif lalu, yang penuh dengan persaingan uang.
“Saya enggan menyebut ini money politik, namun Pilkada 2010, peran uang akan sangat berpengaruh para pemilih untuk menentukan pilihannya. Bukan hanya bermodalkan popularitas saja,” katanya.
Alasan lainnya pada pilkada mendatang akan terjadi persaingan yang ketat, mengingat sejak meninggalnya Basuki Widodo belum ada tokoh yang menandingi kepopuleranya.
Dirinya bukan mengecilkan populeritas bacabup lainnya, namun didasarkan fakta dilapangan, nama alm Basuki Widodo masih kental di kalangan masyarakat bawah.
“Mungkin karena Almarhum Basuki Widodo adalah Bupati Blora pertama era reformasi yang berasal dari rakyat biasa atau swasta,” ungkap Ateng.
Ketika ditanya bagaimana peluang Yudhi yang saat ini masih menjabat Bupati pada Pilkada mendatang, dia menjawab cukup besar.
“Terus terang Pak Yudhi orang rajin setiap ada undangan dia berusaha hadir. Itulah modal utamanya. Disamping orator ulung dalam setiap kali memberikan sambutannya, juga jabatan bupatinya terus berjalan namun harus cuti bila berkampanye,” tandas Ateng.
Sementara Direktur LSM Jatibumi Tejo Prabowo, ketika ditanya siapa nama yang saat ini sudah banyak dikenal di masyarakat selain Yudhi Sancoyo, dia menjawab Abu Nafi (Kadinas Perhubungan-red).
Asumsi Tejo adalah sederhana, Abu Nafi adalah ketua PC NU Blora yang merupakan organisasi keagamaan yang jaringannya sampai ke masyarakat pedesaan.
“Inilah mengapa saya menyebut Pak Abu popularitasnya berimbang dengan Yudhi, faktor lainnya yang dapat merubah komposisinya,” jelas Tejo.
Menurut Tejo faktor lain diantaranya berupa kesiapan modal para calon dalam memenuhi berbagai permintaan masyarakat. Baik berupa bantuan finansial maupun non finansial, yang bukan rahasia lagi dalam setiap pemilu saat ini.
Fokus Samping
HM Dasum (Wakil Ketua DPRD Blora - PDIP)
Jagokan Kessy dan Kusnanto
BLORA, SR - Sampai saat ini sejak meninggalnya ketua DPC PDIP Blora HM Hartomi Wibowo (alm), jabatan ketua sementara atau Plt dijabat oleh Alwin Basri dari DPD PDIP Jateng.
Hal itu diungkapkan HM Dasum Wakil ketua DPC PDIP Blora yang saat ini menjabat Wakil Ketua DPRD Blora, saat ditemui di ruang kerjanya Rabu (14/10).
Menurut Dasum kepengurusan tetap berlanjut sampai masa berakhirnya, sehingga wacana yang beredar di masyarakat bahwa tahun ini akan ada konfercabsus, tidak benar.
“Seperti surat dari DPP PDIP yang ditandatangani Bu Mega kepengurusan tetap berlanjut sampai masa berakhirnya,” katanya.
Saat ditanya apakah partainya sudah mempunyai kandidat cabup mendatang, dia mengatakan belum. “Awal tahun depan kita akan mengadakan rapat, prosedur penjaringan cabup dari PDIP,” ungkapnya.
Lanjut Dasum sehingga nantinya siapapun yang mendaftarkan diri ke PDIP diperbolehkan walau dari partai lain. “Termasuk juga Joko Nugroho, Sunarto, HM Warsit dan Kessi Wijayanti bahkan ibarat HM Kusnanto-pun bila daftar, tidak bisa kami tolak,” jelasnya.
Ketika disodori pertanyaan bila Kessi berpasangan dengan Kusnanto yang diwacanakan beberapa masyarakat maju lewat PDIP, Dasum hanya tersenyum dan berkata singkat. “Lihat saja nanti,” tambahnya. (Roes)
Yantinah ( Anggota DPRD Blora - Partai Golkar)
Optimis 50 Persen di Kecamatan Cepu
CEPU, SR - Siapa yang tak kenal nama wanita ini, baik tokoh masyarakat sampai preman di wilayah Cepu dan sekitarnya. Yantinah demikian nama yang diberikan orang tuanya saat kecil.
Wanita yang pernah tinggal di Australia dan USA ini, baru tahun ini maju di politik dan dapat menyisihkan seniornya di Partai Golkar, sehingga terpilih sebagai anggota DPRD Blora.
Ketika dikonfirmasi Rabu (14/10) secara optimis menjagokan Yudhi Sancoyo memperoleh suara 50 persen se-Kecamatan Cepu.
Keyakinannya didasarkan mudahnya Yudhi Sancoyo dalam menempatkan dan menyempatkan waktunya menghadiri setiap undangan, walau dari tingkat RT-pun. Logikanya dia tidak akan menolak undangan bila dirinya tidak tugas luar biasa.
“Setahu saya terutama di wilayah Kecamatan Cepu dirinya selalu hadir bila tidak tugas luar kota, disamping itu stamina dia seolah tak kenal rumus lelah. Adalah modal utamanya,” ungkap Yantinah.
Sisi lainnya wilayah Cepu yang luas inilah berpengaruh juga, yakni dengan perhitungan Cepu Kota, Yudhi mungkin kalah namun di pedesaan dimungkinkan unggul.
“Juga banyaknya kandidat bacabup asal Cepu yang akan bersaing inilah, yang nantinya akan dapat mengatrol prosentasenya terutama di pedesaan di wilayah Cepu,” tegas Yantinah. (Roes)
Seno Margo Utomo (Anggota DPRD Blora - PKS)
Empat Bacabup Sudah Komunikasi dengan PKS
BLORA, SR - “Nama nama seperti Teguh Kristiono, Sunarto, Joko Nugroho bahkan Pak Yudhi sudah pernah melakukan komunikasi denagn partai kami,” kata Seno Margo Utomo saat ditemui di gedung DPRD, Rabu (14/10).
Menurut Seno komunikasi yang dimaksud adalah sebagai upaya para kandidat bacabup untuk menjalin hubungan politik dengan partai yang mendudukan anggotanya di kursi DPRD.
Saat ditanya siapa nama-nama yang akan didukungnya pada Pilkada mendatang, dia belum dapat memutuskan. Hal ini karena dirinya menyadari partainya periode ini belum bisa mencalonkan sendiri cabup.
“Kami menyadari partai kami pada periode ini belum bisa mengusung cabup sendiri, namun kami yakin nantinya banyak partai yang akan merangkul kami dalam pilkada mendatang,” ungkap anggota DPRD dari PKS ini. (Roes)
Abdul Kholik (Anggota DPRD – PPP)
Joko Nugroho dan Bambang Susilo
Bacabup-Bacawabup Demokrat
BLORA, SR - Seperti yang diprediksi beberapa masyarakat Blora beberapa waktu lalu, bahwa keluarga mantan Bupati Blora Alm Basuki Widodo akan muncul sebagai Bacabup pada pilkada mendatang, akhirnya terbukti.
Setelah secara resmi Rabu malam (14/10) secara terbuka Ketua DPC Partai Demokrat Blora Bambang Susilo mengumumkan Joko Nugroho dan dirinya, sebagai Cabup dan Cawabup yang akan diusung partainya pada pilkada mendatang.
Menurut Abdul Kholik anggota DPRD Blora dari PPP yang hadir dalam pengajian di Desa Kemiri, Kecamatan Kunduran ini, keputusan Partai Demokrat mengusung kedua calon tersebut sudah resmi.
Seperti diketahui Joko Nugroho (Kokok) yang saat ini masih menjabat Dandim Rembang adalah adik kandung mantan Bupati Blora alm Basuki Widodo yang meninggal dunia dua tahun lalu.
Abdul Kholik juga menambahkan, dengan munculnya Joko Nugroho sebagai kandidat cabup maka dia optimis bisa memenangkan pilkada tahun 2010 mendatang.
“Menurut saya pribadi jago Demokrat yang merupakan warga asli Cepu dan Kunduran, Kabupaten Blora dapat bersaing optimal pada pilkada 2010 mendatang,” tandas Abdul Kholik. (Roes)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar