Pimpinan DPRD Definitif Belum Jelas
Pembentukan Fraksi Didahulukan
BLORA - Rencana penetapan pimpinan DPRD Blora definitif masih kabur. Penyebabnya, usulan calon pimpinan DPRD dari PDIP juga masih belum jelas. Bukan hanya pimpinan DPRD yang kabur, alat kelengkapan dewan seperti komisi, panggar dan panmus juga masih belum ada kejelasan. Hanya, untuk pembentukan fraksi diperkirakan akan dilakukan duluan. ''Ya, sambil menunggu dari PDIP kita bentuk yang sudah siap dulu,''ujar Ketua sementara DPRD Blora Maulana Kusnanto.
Sesuai UU susduk, kata dia, diperkirakan ada tujuh fraksi yang akan dibentuk di DPRD Blora. Pembentukan fraksi, kata dia, akan diselesaikan dalam minggu ini. Begitu juga dengan alat kelengkapan dewan lainnya. Targetnya, kata anggota dewan dari Golkar ini, semua alat kelengkapan dewan akan selesai dalam minggu ini juga.''Dimungkinkan bisa selesai minggu ini karena kabarnya rekomendasi dari PDIP akan diterima Selasa luasa (besok),'' tambahnya.
Pembentukan alat kelengkapan dewan akan dikebut karena anggota dewan baru akan lamgsung dihadapkan dengan banyak tugas. Salah satunya soal perubahan anggaran. Selain itu, para wakil rakyat ini juga diharapkan bisa melakukan pembahasan dan pengesahan APBD lebih cepat. Hanya, untuk perubahan anggaran 2009 itu dinilai waktunya sudah mepet. ''Nanti kalau semuanya sudah siap, akan kita koordinasikan dengan eksekutif,'' kata wakil rakyat dari Kecamatan Jiken ini.
Sementara, data yang dihimpun menyebutkan, tujuh fraksi yang dimunginkan akan ibentuk itu adalah Fraksi Golkar, PDIP, Demokrat, PKB, dan PPP yang murni dari perolehan suara. Kemudian, ada dua fraksi gabungan yakni gabungan dari PKS, PPIB dan PKPI. Juga gabungan Hanura, Gerinda, PDP, PPDI, PKPI dan PAN. Hanya belakangan PAN dikabarkan belum menentukan sikap akan bergabung ke mana. ''Jadwalnya Senin besok (hari ini) akan ada rapat pembentukan fraksi,'' ujar Seno Margo Utomo dari PKS. (ono)
Aset-Laporan Keuangan Dipantau
BLORA - Pemkab terus memantau aset yang dimiliki dan laporan keuangan yang dijalankan setiap SKPD. Karena itu, tiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Blora setiap bulan harus melaporkan keuangan dan asetnya ke pemkab melalui Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD). Laporan itu harus masuk setiap awal bulan yakni tanggal 1 dan 2 tiap bulan. Kebijakan itu mulai dijalankan September ini. ''Ya, mulai bulan ini berjalan,'' ujar Kepala DPPKAD Komang Gede Irawadi kemarin (6/9).
Dia mengatakan, tujuan kebijakan itu adalah untuk rekonsiliasi laporan keuangan antara SKPD dengan DPPAKN yang terdiri dari aset, pendapatan, akuntansi dan perbendaharaan, sehingga diharapkan tidak terjadi selisih atau perbedaan pencatatan antara SKPD dan DPPKAD. ''Diharapkan laporan keuangan bisa teratur,'' tambahnya.
Selain laporan keuangan, SKPD juga harus melaporkan aset yang dimiliki. Selain jumlah dan kondisinya, SKPD juga harus melaporkan penambahan aset yang mungkin dilakukan selama satu bulan tersebut. ''Jadi, kita bisa pantau dan mengetahui kondisi aset yang kita miliki,'' katanya.
Untuk laporan keuangan tersebut, lanjut dia, juga untuk memberikan masukan jika pejabat pengelolaan keuangan ada yang salah dalam membuat laporannya. Dengan cara itu, pengerjaan laporan keuangan bisa dilakukan dengan cepat dan sesuai dengan standar akuntansi. (ono)
Dia mengatakan, tujuan kebijakan itu adalah untuk rekonsiliasi laporan keuangan antara SKPD dengan DPPAKN yang terdiri dari aset, pendapatan, akuntansi dan perbendaharaan, sehingga diharapkan tidak terjadi selisih atau perbedaan pencatatan antara SKPD dan DPPKAD. ''Diharapkan laporan keuangan bisa teratur,'' tambahnya.
Selain laporan keuangan, SKPD juga harus melaporkan aset yang dimiliki. Selain jumlah dan kondisinya, SKPD juga harus melaporkan penambahan aset yang mungkin dilakukan selama satu bulan tersebut. ''Jadi, kita bisa pantau dan mengetahui kondisi aset yang kita miliki,'' katanya.
Untuk laporan keuangan tersebut, lanjut dia, juga untuk memberikan masukan jika pejabat pengelolaan keuangan ada yang salah dalam membuat laporannya. Dengan cara itu, pengerjaan laporan keuangan bisa dilakukan dengan cepat dan sesuai dengan standar akuntansi. (ono)
Razia, Amankan PSK-Motor Bodong
BLORA - Upaya pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) selama Ramadan ini kembali digelar Polres Blora. Kali ini sasarannya adalah kecamatan ujung timur Blora. Yakni Kecamatan Cepu. Belasan café di kota kecamatan migas ini tak luput dari razia, begitu juga sebuah lokalisasi di wilayah kecamatan setempat.
Kabag OPS Polres Blora Kompol Moh. Imron mengatakan, dalam razia itu pihaknya berhasil mengamankan seorang perempuan yang diduga sebagai pekerja seks komersial (PSK) serta sebuah motor yang tak dilengkapi dengan surat dari lokalisasi Nglebok. ''Kami juga menyita beberapa liter minuman keras (miras) jenis arak,'' ujar dia kepada Radar Bojonegoro kemarin.
Menurut Imron, razia itu dilakukan bersama oleh petugas gabungan dari Mapolres Blora dan dibantu dari petugas Mapolsek Cepu. Razia itu, lanjut dia, dimulai sekitar pukul 21.00 dengan menyisir belasan café di Cepu. Antara lain, DJS café, Millenium, Hitam Putih dan Mentu5.
Selain café-café tersebut, menurut Imron keberadaan warung remang-remang yang ada di ekitar taman Cepu juga tak luput dari sasaran. Sayang, dalam razia kali ini tak banyak hasil yang diperoleh. ''Mungkin, masyarakat sudah mulai faham karena saat ini bulan ramadan,'' katanya.
Sementara itu, di lokalisasi Nglebok, pihakya berhasil mengamankan seorang PSK. Wanita yang berasal dari luar Blora ini ditangkap petugas saat berkencan dengan seorang lelaki dari luar Jawa. Sementara, belasan PSK dan mucikari lainnya langsung semburat kala melihat kedatangan petugas. ''Untuk proses lebih lanjut, PSK ini kami bawa ke Mapolres beserta beberpa barang bukti (BB) yang kami peroleh selama razia. Razia ini akan kami teruskan untuk beberapa wilayah lainnya,'' ujar perwira dengan satu melati di pundak ini. (dim)
Kabag OPS Polres Blora Kompol Moh. Imron mengatakan, dalam razia itu pihaknya berhasil mengamankan seorang perempuan yang diduga sebagai pekerja seks komersial (PSK) serta sebuah motor yang tak dilengkapi dengan surat dari lokalisasi Nglebok. ''Kami juga menyita beberapa liter minuman keras (miras) jenis arak,'' ujar dia kepada Radar Bojonegoro kemarin.
Menurut Imron, razia itu dilakukan bersama oleh petugas gabungan dari Mapolres Blora dan dibantu dari petugas Mapolsek Cepu. Razia itu, lanjut dia, dimulai sekitar pukul 21.00 dengan menyisir belasan café di Cepu. Antara lain, DJS café, Millenium, Hitam Putih dan Mentu5.
Selain café-café tersebut, menurut Imron keberadaan warung remang-remang yang ada di ekitar taman Cepu juga tak luput dari sasaran. Sayang, dalam razia kali ini tak banyak hasil yang diperoleh. ''Mungkin, masyarakat sudah mulai faham karena saat ini bulan ramadan,'' katanya.
Sementara itu, di lokalisasi Nglebok, pihakya berhasil mengamankan seorang PSK. Wanita yang berasal dari luar Blora ini ditangkap petugas saat berkencan dengan seorang lelaki dari luar Jawa. Sementara, belasan PSK dan mucikari lainnya langsung semburat kala melihat kedatangan petugas. ''Untuk proses lebih lanjut, PSK ini kami bawa ke Mapolres beserta beberpa barang bukti (BB) yang kami peroleh selama razia. Razia ini akan kami teruskan untuk beberapa wilayah lainnya,'' ujar perwira dengan satu melati di pundak ini. (dim)
Tidak Ada Penambahan Rambu Lantas
BLORA - Rambu lalu lintas (lantas) yang ada di Blora saat ini dinilai sudah cukup. Karena itu, untuk menghadapi muik Lebaran tahun ini, Dinas Perhubungan belum akan menambah rambu tersebut. ''Rambu yang ada kami nilai sudah cukup.Jadi memanfaatkan rambu yang ada saja,'' ujar Kepala Dinas Perhubungan Blora, Abu Nafi kemarin (6/9).
Menurut dia, dari segi geografis, wilayah Blora aman dari kepadatan arus lalu lintas Lebaran. Sebab, di wilayah Blora kepadatan kendaraan akan terjadi di jalur utama seperti jalur Purwodadi-Blora, Blora Cepu dan Cepu-Randublatung-Wirosari. Abu Nafi mengatakan rambu lalu lintas di jalur utama tersebut sudah cukup banyak terutama di titik-titik rawan kecelakaan. ''Namun, kami memantau terus kondisi arus lalu lintas mulai puasa ini hingga pasca Lebaran,'' katanya.
Selain rambu lalu lintas, penerangan jalan di jalur utama dan alternatif juga mendapatkan perhatian. Abu Nafi yang didampingi Kepala Bidang Angkutan, Sukarji mengatakan, lampu penerangan jalan di jalur lalu lintas relatif terpenuhi meski di beberapa titik masih terlihat gelap. ''Di jalur sepi dan rawan kecelakaan sudah terpasang lampu penerangan, seperti di kawasan hutan jati di tikungan Kali Modang,'' katanya.
Sedangkang, Sukarji menambahkan untuk armada angkutan, sejumlah bus cadangan akan dikerahkan jika terjadi lonjakan jumlah penumpang. Jalur Blora, kata dia, juga sangat jarang dijadikan jalur mudik. Karena, Blora termasuk jalur tengah. Jalur tengah baru dilewati ketika jalur selatan melalui Ngawi dan Madiun serta jalur pantura terdapat masalah. ''Seperti saat pantura banjir dulu, jalur Blora jadi ramai. Kalau semua normal ya jarang dilewati,'' tambahnya. (ono)
BLORA - Berebut kebajikan selama bulan Ramadan tak pernah dilewatkan seluruh umat muslim di seluruh dunia. Tidak terkecuali bagi santri dan santriwati Ponpes As Salam, Jalan Diponegoro Lorong III Cepu, Blora. Selama dua pekan terakhir, mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan keagamaan yang diikuti seluruh santri dan pengurus pondok setempat.
Pengasuh Ponpes As Salam Prof Dr KH Mafur Usman mengatakan, selama Ramadan ini pihaknya memfokuskan kegiatan pada dua hal. Yakni, kajian kitab kuning dan khataman Alquran. "Agar tidak berbenturan, kami membagi waktu kajian dan khataman itu dalam tiga termin waktu per hari,'' terangnya.
Untuk kajian kitab kuning, lanjut KH Mafur Usman, pihaknya memberlakukan dua kali shif sehari. Yakni, setelah salat Asar dengan mengaji kitab Fathulqarib dan Arbain Nawawi. Sementara, untuk shif kedua dilaksanakan setelah salat Subuh.
Setelah makan sahur santri diwajibkan menunggu subuh dan dilanjutkan dengan mengaji kitab kuning. "Untuk kajian setelah subuh ini, kami memberikan santri kitab Nadhamul Isrofil Islam. Untuk kajian kitab kuning ini langsung saya pandu,'' tuturnya.
Kegiatan kedua, masih kata KH Mafur Usman, dengan menggelar tadarus atau khataman Alquran. Sebagaimana dengan kegiatan tadarus pada umumnya, santri setempat melaksanakannya setelah salat tarawih. Tadarus tersebut dilakukan secara bergantian.
Sementara santri lainnya yang belum mendapat giliran melakukan semaan. Kegiatan ini difokuskan di musala ponpes setempat.
Sebagaimana dengan beberapa ponpes lain, menurut KH Mafur Usman, tahun ini ponpesnya tidak membuka program santri kilat. Ini dilakukan karena pihaknya ingin fokus mematangkan santri tetap yang ada. ''Namun, jika ada masyarakat umum yang ingin mengikuti kajian dan tadarus ini, kami juga mempersilahkan,'' tandasnya. (dim)
Menurut dia, dari segi geografis, wilayah Blora aman dari kepadatan arus lalu lintas Lebaran. Sebab, di wilayah Blora kepadatan kendaraan akan terjadi di jalur utama seperti jalur Purwodadi-Blora, Blora Cepu dan Cepu-Randublatung-Wirosari. Abu Nafi mengatakan rambu lalu lintas di jalur utama tersebut sudah cukup banyak terutama di titik-titik rawan kecelakaan. ''Namun, kami memantau terus kondisi arus lalu lintas mulai puasa ini hingga pasca Lebaran,'' katanya.
Selain rambu lalu lintas, penerangan jalan di jalur utama dan alternatif juga mendapatkan perhatian. Abu Nafi yang didampingi Kepala Bidang Angkutan, Sukarji mengatakan, lampu penerangan jalan di jalur lalu lintas relatif terpenuhi meski di beberapa titik masih terlihat gelap. ''Di jalur sepi dan rawan kecelakaan sudah terpasang lampu penerangan, seperti di kawasan hutan jati di tikungan Kali Modang,'' katanya.
Sedangkang, Sukarji menambahkan untuk armada angkutan, sejumlah bus cadangan akan dikerahkan jika terjadi lonjakan jumlah penumpang. Jalur Blora, kata dia, juga sangat jarang dijadikan jalur mudik. Karena, Blora termasuk jalur tengah. Jalur tengah baru dilewati ketika jalur selatan melalui Ngawi dan Madiun serta jalur pantura terdapat masalah. ''Seperti saat pantura banjir dulu, jalur Blora jadi ramai. Kalau semua normal ya jarang dilewati,'' tambahnya. (ono)
Sinergikan Kajian Kitab Kuning-Khataman
Pengasuh Ponpes As Salam Prof Dr KH Mafur Usman mengatakan, selama Ramadan ini pihaknya memfokuskan kegiatan pada dua hal. Yakni, kajian kitab kuning dan khataman Alquran. "Agar tidak berbenturan, kami membagi waktu kajian dan khataman itu dalam tiga termin waktu per hari,'' terangnya.
Untuk kajian kitab kuning, lanjut KH Mafur Usman, pihaknya memberlakukan dua kali shif sehari. Yakni, setelah salat Asar dengan mengaji kitab Fathulqarib dan Arbain Nawawi. Sementara, untuk shif kedua dilaksanakan setelah salat Subuh.
Setelah makan sahur santri diwajibkan menunggu subuh dan dilanjutkan dengan mengaji kitab kuning. "Untuk kajian setelah subuh ini, kami memberikan santri kitab Nadhamul Isrofil Islam. Untuk kajian kitab kuning ini langsung saya pandu,'' tuturnya.
Kegiatan kedua, masih kata KH Mafur Usman, dengan menggelar tadarus atau khataman Alquran. Sebagaimana dengan kegiatan tadarus pada umumnya, santri setempat melaksanakannya setelah salat tarawih. Tadarus tersebut dilakukan secara bergantian.
Sementara santri lainnya yang belum mendapat giliran melakukan semaan. Kegiatan ini difokuskan di musala ponpes setempat.
Sebagaimana dengan beberapa ponpes lain, menurut KH Mafur Usman, tahun ini ponpesnya tidak membuka program santri kilat. Ini dilakukan karena pihaknya ingin fokus mematangkan santri tetap yang ada. ''Namun, jika ada masyarakat umum yang ingin mengikuti kajian dan tadarus ini, kami juga mempersilahkan,'' tandasnya. (dim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar