Kamis, 11 Juni 2009

Lintas Muria - PARA KADES DIPANGGIL POLISI


10 Juni 2009
Grup Karawitan SDN 2 Klopoduwur
Ingin Mengulang Prestasi Tingkat Provinsi
SUARA gamelan terdengar dari balik salah satu ruangan di kompleks GOR Mustika. Iramanya serasi dengan gending yang disuarakan pada pesinden. 
Keingintahuan muncul dari sejumlah warga yang kebetulan melintas di depan ruangan tersebut. 

Ya, hari itu merupakan jatah latihan para personel grup karawitan SDN 2 Klopoduwur Kecamatan Banjarejo, Blora. 

Di dalam ruangan berukuran enam kali lima meter itu, mereka ditempa latihan intensif oleh dua guru dan seorang instruktur karawitan. Tidak ada rasa canggung sedikit pun dari mereka ketika beberapa orang mengintip latihan dari pintu yang dibiarkan terbuka. 

”Mereka kami persiapkan tampil di Pekan Seni Tingkat eks Karesidenan Pati, 18 Juni,” ujar Sri Pertiwi, guru yang melatih para siswa tersebut. 

Di Pekan Seni Tingkat Kabupaten Blora, belum lama ini, grup karawitan SDN 2 Klopoduwur tampil sebagai juara. Karena itu, grup ini pun berhak mewakili Blora pada tingkat eks Karisidenan Pati. 

Bukan Kali Pertama

”Bukan kali pertama grup ini mewakili Blora di tingkat eks Karisidenan. Lima kali berturut-turut kami menang di tingkat kabupaten,” ungkap Sri Pertiwi. 
Sangking rancaknya musik yang diperdengarkan, barangkali tidak menyangka kalau musik itu dimainkan oleh anak-anak yang paling besar duduk di kelas V SD. 

Namun, suara para pesindennya yang memang masih terdengar sebagai suara anak-anak yang membuat grup karawitan itu mudah ditebak. Selain itu, tidak ada lagi yang membedakan permainan musik itu dengan permainan yang dilakukan orang dewasa. 

Hentakan kendangnya begitu mantap. Begitu pula suara klenengan gambangnya, gender dan lain-lain dimainkan begitu apik. 

Dengan demikian, langgam dan gending-gending Jawa mengalun begitu indah. ”Dua tahun lalu, kami meraih juara ketiga di tingkat provinsi,” tutur Sri Pertiwi. 

Keinginan menyapai prestasi pada tingkat provinsi tersebut kini diupayakan semua pembina grup karawitan SDN 2 Klopoduwur serta Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (DKPPO) Blora. 

Sebuah tempat disediakan DKPPO sebagai lokasi pemusatan latihan sebelum tampil di tingkat eks Karisidenan Pati. 

Sri Pertiwi mengemukakan, telah mengevaluasi penampilan anak asuhnya di beberapa kejuaraan. Guru kelas VI itu menyebutkan, ada dua perbaikan yang harus segera dilakukan. 

Dia lantas membandingkan dengan juara karawitan 2007 Sukoharjo. Menurutnya, mereka dilatih pegiat seni yang telah memiliki gelar sarjana karawitan (SKar). Selain itu, juga para personel karawitan setiap hari sudah akrab dengan kesenian tersebut. 

Hal itu berbeda dari di Blora. Sri Pertiwi menuturkan, untuk merintis dan mengajak anak-anak mau mengenal alat musik tradisional itu relatif sulit. 
Dia dengan Supandiono, pembina lainnya, harus getol dan sabar untuk bisa menarik para siswanya mau latihan. 

”Kendalanya lagi, kalau sudah kelas VI, anak-anak sudah berhenti karena konsentrasi ke ujian. Kalau sudah begitu, kami mulai lagi dari awal dengan mendidik anak-anak baru,” ceritanya.

Namun, buah kerja kerasnya saat ini sudah mulai terasa. Anak-anak yang semula enggan, saat ini mulai antusias. Hal itu disebabkan oleh prestasi yang diraih. Dengan semakin banyak menjuarai perlombaan di berbagai tingkatan, semakin banyak piagam yang diperoleh siswa. (Abdul Muiz-69)

09 Juni 2009
Woro woro
Kades Diklarifikasi Polisi 

BLORA - Bupati Blora Drs R Yudhi Sancoyo MM menyatakan prihatin karena beberapa kepala desa di Blora diklarifikasi aparat kepolisian terkait dengan isu suap proyek P2SE. Dia mengemukakan hal itu kepada sejumlah wartawan media cetak dan elektronik.

Ketika dikejar wartawan soal kebenaran isu suap bagi desa yang akan memperoleh P2SE, Bupati menekankan, pihaknya tidak berwenang menjelaskan hal itu. 

Informasi yang berkembang, polisi mengklarifikasi persoalan itu terkait dengan adanya laporan Forum Peduli Masyarakat Jepon. Saat ini, sedikitnya dua kades yang diklarifikasi polisi, yaitu Kades Kembang dan Karanganyar, keduanya masuk Kecamatan Todanan.

Terpisah, Kasatreskrim Polres Blora AKP Pri Haryadi ketika dimintai konfirmasi mengemukakan, pihaknya bukan memanggil kades melainkan klarifikasi. ‘’Kalau mamanggil itu sudah projustisia, kalau klarifikasi hanya mencocokan informasi yang ada.’’Sementara itu, Ketua DPRD HM Warsit SPd ketika dihubungi menandaskan, isu suap proyek P2SE itu tidak benar. (ud-69)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar