[ Minggu, 21 Februari 2010 ]
RAPBD Direncanakan Defisit Rp 75 M
BLORA - Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Blora 2010 direncanakan defisit Rp 75 miliar. Adanya defisit dana dalam RAPBD 2010 itu Jumat (19/2) malam lalu disampaikan Bupati Yudhi Sancoyo dalam rapat paripurna DPRD beragenda penyerahan nota keuangan tentang raperda terkait RAPBD.
Menurut laporan bupati, defisit itu akan ditutup dari pembiayaan. Dalam RAPBD tahun ini, pendapatan direncanakan Rp 770.230.828.000. Rinciannya, PAD Rp 56,5 miliar dan dana perimbangan Rp 654.927.907.000. Untuk belanjanya, direncanakan Rp 845.448.946.000. Rinciannya, belanja tidak langsung Rp 677.907.674.000 dan belanja langsung Rp 167.541.272.000. Pengeluaran belanja tidak langsung terbanyak untuk belanja pegawai. Nilainya Rp 499 miliar lebih. ''Namun, defisit itu akan ditutup dari pembiayaan,'' kata Yudhi.
Dananya, sebagian dari penerimaan pembiayaan direncanakan Rp 76.434.873.000 dan sisa lebih penggunaan anggaran (SILPA) 2009 Rp 75.234.873.000. Juga, penerimaan lain Rp 1,2 miliar.
Sementara pengeluaran pembiayaan diperkirakan hanya Rp 1 miliar. Sehingga total pembiayaan Rp 75, 718 miliar.
Menurut Yudhi, tahun ini APBD Blora banyak tersedot untuk pembiayaan pilkada, yakni Rp 19,9 miliar. ''Saya berharap RAPBD bisa segera dibahas sehingga segera bisa ditetapkan menjadi APBD. Karena ini sudah ditunggu-tunggu,'' katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Maulana Kusnanto mengatakan, RAPBD itu segera dibahas di tingkat badan keuangan. Dia tidak ingin terjadi anggaran yang tidak rasional dan tidak menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. ''Jadi, sebelumnya mohon maaf kalau nanti ada anggaran yang kami pangkas, karena kami nilai tidak rasional. Kami ingin tepat anggaran, jumlah dan tepat sasaran,'' katanya. (ono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar