Teror Kafan Pocong
Kader Golkar Blora Takut Pulang ke Rumah
Jum'at, 15 Januari 2010 - 02:19 wib
BLORA - Setelah teror kain kafan berbentuk pocong berisi bunga magis merajalela menghantui warga dan kader Partai Golkar di Blora, hingga Kamis malam suasana Blora masih siaga 1 pasca kisruhnya Musda Golkar.
Belasan pengurus kecamatan tidak berani pulang ke rumah karena takut diteror. Mereka memilih mengungsi ke rumah calon Ketua DPC Golkar Blora Hariyono, dengan membawa anak istri. Mereka baru pulang bila suasana kondusif.
Tangis histeris terus menggema di ruangan rumah Hariyono. Tangisan itu berasal dari anak Sumardi, salah satu pengurus Golkar dari Kecamatan Ngawen yang sengaja mengungsi dengan istrinya setelah diteror oleh orang tak dikenal pada Rabu malam, lalu.
Bocah umur 3 tahun tersebut terus menangis dipelukan ibunya, kondisinya syok terlebih ketika melihat orang yang tidak dikenalnya.
Tidak hanya Sumardi beserta keluarga yang mendapat teror orang tak dikenal, ada 10 pengurus kecamatan partai berlambang beringin lainnya yang juga tidak berani pulang ke rumah dan memilih mengungsi di rumah Hariyono. Pasalnya, suasana yang semakin tidak kondusif pascakisruhnya Musda Golkar hari Minggu lalu.
Sumardi dan belasan pangurus Golkar tingkat kecamatan lainnya merasa resah, karena musda yang dilangsungkan sudah terlampau jauh keluar dari aturan partai. Jika tidak ada penyelesaian secepatnya, maka suasana Blora dipastikan semakin tidak kondusif.
Mengingat Musda Golkar kali ini selain sebagai ajang pemilihan ketua DPC, juga sebagai titik awal penyusunan kekuatan jelang Pilkada Blora yang akan digelar pada pertengahan tahun 2010.
"Kader dan pengurus Kecamatan Ngawen dari kubu Haryono menginginkan semuanya segera usai dengan damai tanpa gesekan," ujar Sumardi. Untuk itu, dirinya meminta DPP Partai Golkar segera menyikapi kisruh Musda Golkar di Blora.
(Ranin Agung/RCTI/ram)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar