Popularitas Para Cabup Berimbang
BLORA, SR- Setelah 40 hari pooling Cabup Blora 2010 Senin (25/1), yang digulirkan website SR Blora, nampak persaingan cukup berimbang. Website SR yang berbentuk Blog yakni http://srblora.blogspot.com, setiap harinya tak kurang 50 orang yang mebuka situs tabloid asli Blora ini.
4 cabup teratas dari 9 cabup yang dimunculkan pada pooling ini, memiliki jumlah pemilih yang berbeda sedikit. Keempat para cabup menurut versi SR yakni Yudhi Sancoyo memperoleh 56 pemilih (33%), Sutikno (PGN) 47 (28%), Joko Nugroho/Koko 27 (16%) dan Abu Nafi 24 ( 14%) dari jumlah responden sebanyak 169 pemakai internet.
Sedang calon lainnya seperti Sunarto, HM Warsit dll memperoleh dukungan 9 orang (5%) dan Responden yang tidak memilih sebanyak 6 orang (4%).
Masa berakhirnya pooling akan ditutup secara otomatis saat minggu tenang jelang pilbup, atau tepatnya 31 Mei 2010 yang akan datang. (Roes)
Laporan langsung Roes saat di Jakarta
JAKARTA, SR- Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan Kementerian Agama (Kemenag) akan fokus mempersiapkan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2010 dengan cara meminimalisasi terjadinya kecurangan.
”Sekarang energi yang ada diarahkan untuk menyiapkan UN sebaik mungkin. Perbedaan pandangan dengan Mahkamah Agung (MA) sudah diselesaikan dalam pertemuan. Saya tidak perlu mengangkat keabsahan,” kata Mendiknas
Muhammad Nuh didampingi Menteri Agama Suryadharma Ali usai Rakor Sinergitas Pendidikan Nasional dan Pendidikan Agama di Jakarta, dalam keterangan Persnya Jum’at (22/1).
Mendiknas mengatakan, Kemendiknas dan Kemenag berupaya agar pelaksanaan UN bisa diselenggarakan sebaik mungkin di bawah koordinasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai lembaga independen pelaksana UN.
Dia menjelaskan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menyetujui, baik terkait anggaran maupun pelaksanaan pada Maret 2010.
Persiapan dan sosialisasi sudah dilakukan ke daerah-daerah kepada kepala dinas dan kepala sekolah tingkat kabupaten dan kota, termasuk meminta guru untuk tetap memberikan pengayaan kepada siswa yang akan menghadapi ujian serta menanamkan sikap jujur dalam mengerjakan soal.
”Kita sudah sampaikan kepada pemerintah daerah untuk siap, termasuk mengenai tender pencetakan soal UN dan pendanaannya. Karena akan digunakan setelah Maret, jadi tidak perlu tergesa-gesa, selain itu pembayaran dilakukan setelah ada pemenang tender dan juga membayar tanda jadi dulu,” katanya.
Tentang permintaan Panitia Kerja DPR agar Kemendiknas memfokuskan diri pada pengawasan UN dan menjamin tidak ada kebocoran, Nuh mengatakan persoalannya bukan pada jamin-menjamin.
”Persoalannya adalah ikhtiar apa yang bisa menjamin tiadanya kecurangan dan seterusnya. Tidak bisa menjamin 100 persen tidak ada kecurangan. Tetapi jangan diartikan tidak ada jaminan yang kita lakukan untuk mencegah sekecil mungkin adanya penyimpangan kecurangan,” katanya.
Dia menambahkan, soal pengawasan UN juga menjadi tanggung jawab bersama masyarakat, termasuk mahasiswa, Komisi X DPR, wartawan, dan polisi.
Semua berhak ikut mengawasi, dalam arti tidak harus menunggu di depan kelas tetapi memantau jika terjadi kecurangan.
Sementara itu, Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, esensi pelaksanaan UN adalah untuk digunakan sebagai pemetaan dan selanjutnya hasil dari evaluasi tersebut akan dilakukan intervensi kebijakan.
Dia menambahkan, persoalan UN yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir karena terlalu ada kekhawatiran sehingga orang tua dan peserta didik menjadi stres.
”Stres itu biasa, tetapi tidak berarti pelaksanaan UN batal. Karena itu, UN harus dihadapi dengan belajar dan berlatih dan orang tua pun harus mendisiplinkan anak,” katanya.
Tentang sinergitas yang dilaksanakan dengan Kementerian Pendidikan Nasional, Menteri Agama mengatakan, Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional memberikan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan nasional pada Kemendiknas sementara Kemenag bertanggung jawab pada pendidikan agama dan keagamaan.(Roes)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar