[ Minggu, 24 Januari 2010 ]
Kantor DPC PDIP Disegel
BLORA - Suhu politik di intern PDIP Blora memanas. Kemarin (23/1), 14 dari 16 pengurus PAC yang ada menyegel kantor DPC PDIP setempat. Aksi itu sebagai buntut protes atas pelaksanaan pleno PAC untuk memilih ketua DPC, DPD, dan DPP PDIP yang dinilai tidak prosedural. ''Kami akan menduduki kantor ini sampai tuntutan kami dikabulkan,'' ujar Bambang, salah satu koordinator aksi.
Pekan lalu, sejumlah PAC juga mendatangi kantor DPC. Puluhan massa dari 14 PAC itu berkumpul di halaman depan kantor DPC di jalan jurusan Blora-Jepon. Massa yang datang dengan sejumlah mobil dan motor itu kemudian membentangkan spanduk berisi pleno PAC yang sudah dilaksanakan cacat hukum dan harus dibatalkan.
Selain membawa spanduk, massa juga membeber puluhan poster yang di antaranya berisi hujatan pada Alwin Basri, pengurus DPD PDIP Jateng yang menjadi pelaksana Ketua DPC PDIP Blora Alwin Basri.
''Kami meminta seluruh pleno yang sudah dilakukan dibatalkan karena mencederai demokrasi,'' tutur Bambang.
Menurut pengurus PAC Japah ini, PAC-PAC protes karena pelaksanaan pleno PAC tidak prosedural. Alasannya, pengurus DPD yang mempunyai kewenangan menggelar pleno melakukan ''penculikan''. Mereka mengajak pengurus PAC yang mendukung calon tertentu untuk pleno di suatu tempat.
Untuk melengkapi peserta pleno, lanjut Bambang, diambilkan pengurus ranting (desa) yang juga mendukung. ''Jadi, seolah-olah pleno itu sah. Menurut kami tidak sah karena tanpa ada setempel PAC dan kebanyakan ketua PAC tidak tahu kalau di wilayahnya ada pleno,'' katanya.
Selain itu, menurut Bambang, salah satu calon juga melakukan intimidasi pada pengurus PAC yang tidak mendukung pencalonannya. Karena itu, PAC-PAC sempat protes ke DPC dan meminta DPC melakukan protes ke DPD Jateng atas kejadian tersebut. Namun, sampai kemarin hasil protes DPC itu belum kelihatan.
''Kami juga akan ke Jakarta untuk mengadu ke DPP PDIP dan ketemu Ibu Mega, agar semua tahu bahwa sudah terjadi kesalahan di Blora,'' jelasnya.
Dari selebaran yang ada, hanya PAC Cepu dan Sambong tidak membubuhkan tanda tangan pendukungan aksi itu. Massa yang beraksi sempat mengganti bendera merah putih yang berkibar di halaman kantor DPC itu dengan bendera PDIP. Namun, bendera parpol itu dikibarkan setengah tiang.
Setelah itu, massa masuk ke kantor DPC dan menyegel ruangan dengan cara memasang spanduk, memberi palang bambu dan tangga, serta mengunci kantor tersebut. ''Sebelum tuntutan kami pleno diulang lagi, kami tidak akan membuka,'' tandas Bambang.
Sementara itu, Sekretaris DPC PDIP Blora Joko Supratno saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan tuntutan PAC-PAC itu ke DPD. Namun, DPD sampai kemarin belum menjawab. Padahal, lanjut dia, sebelumnya DPD berjanji Selasa lalu sudah ada jawaban. ''Silakan disegel, kantor itu memang milik warga PDIP. Yang jelas DPC sudah maksimal mendukung mereka. PAC memang sangat kecewa dengan proses yang terjadi dalam pleno,'' katanya.
Sedangkan Colbert Mangara Tua, salah satu calon yang sementara ini mendapat dukungan terbanyak, menyatakan bahwa pleno yang telah dilakukan sah. Menurut anggota DPRD Blora itu, mereka yang protes itu pihak yang kalah. ''Pleno belum keseluruhan. Mereka bilang tidak sah, kan itu versi yang kalah saja,'' katanya.
Seperti diberitakan, dari 11 PAC yang sudah menggelar pleno, Colbert meraih sembilan dukungan. Sementara Warsit dan Dasum sama-sama meraih satu dukungan.
Sementara itu, sekretaris dan bendahara PAC Montong, Tuban hingga kemarin belum diketahui keberadaannya. Padahal, hari ini (24/1) PAC tersebut harus menentukan sikap memilih dari dua kandidat calon, Karjo atau Go Tjong Ping untuk menjadi ketua DPC PDIP lima tahun mendatang.
Menurut Ketua PAC Montong Hariyanto, apabila hari ini kedua pengurus itu tak hadir di konfercab, pihaknya akan meminta toleransi. Dia bakal meminta izin pimpinan cabang untuk diberi kesempatan rapat.
Hariyanto menambahkan, sesuai pasal 22 ayat 2, hak suara dalam konfercab adalah satu suara untuk setiap PAC definitif. Artinya, utusan itu representasi dari PAC. ''Sementara tiga utusan tidak boleh menganulir. Apapun keputusan nanti, utusan harus patuh. Karena tiga utusan itu ditentukan dalam rapat PAC. Utusan tidak semata-mata suara pribadi, tapi mereka sebagai mandat PAC,'' kata dia.
Sementara itu, konfercab DPC PDIP Bojonegoro hari ini diprediksi berjalan lancar. Menurut Ketua DPC PDIP Budi Irawanto, komposisi struktur partai lima tahun mendatang bakal diisi kader yang mumpuni. Disinggung nama mantan pesaingnya Budiono, dia mengatakan tidak ada permasalahan yang signifikan. ''Semua masih serba mungkin," katanya.
Pria yang akrab disapa Wawan itu menuturkan, penentuan struktur partai lima tahun mendatang ditentukan tim formatur yang ditunjuk dalam konfercab. ''Struktur dibentuk berdasarkan tim formatur, bukan kewenangan saya. Kendati ketua tim formatur merupakan saya sendiri," ujarnya.
Rencananya, konfercab dipimpin Suwarno dari DPP PDIP. Acara itu juga bakal dihadiri perwakilan dari DPD PDIP Jatim, Nugroho dan Bukhori. (ono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar