Pembebasan lahan terkendala
Tanggul Bengawan Solo mulai digarap
BLORA - Niat pemerintah untuk membuat tanggul di bantaran Sungai Bengawan Solo ternyata bukan hanya isapan jempol semata. Sungai yang sejak dua tahun terakhir ini selalu meluap dan membanjari daerah yang dilaluinya, termasuk Kabupaten Blora di wilayah Kecamatan Kradenan, Kedungtuban dan Cepu.
Sejak beberapa hari terakhir, terlihat truk yang mengangkut tanah, lalu-lalang di bantaran sungai, khususnya di wilayah Kecamatan Cepu, tepat di bawah Jembatan Penghubung antara Cepu-Padangan. Tanggul tersebut nantinya akan berfungsi sebagai penahan untuk mencegah banjir. Selain truk juga nampak, sejumlah alat berat seperti backhoe dan budozer sedang mengeruk atau pun merapikan timbunan tanah yang ada. Pengawas lapangan proyek, Rubandi mengatakan, pembangunan akan dilakukan mulai dari Kelurahan Cepu sampai dengan Kelurahan Ngelo sepanjang 700 meter dan tinggi 3 meter.
’’Pengerjaan mulai 10 Juli diharapkan selesai sebelum musim penghujan,” ujar Rubandi kepada Wawasan, Senin (20/7).
Menurutnya, tanggul yang dibangun nantinya akan dicor, sehingga kuat dan tidak mudah longsor. Untuk biaya, Rubandi mengaku tidak tahu, karena yang melaksanakan proyek adalah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBW SBS). Dia sendiri merupakan pengawas mitra kerja dari BBWSBS.
Meski pembangunan berada di Blora, namun pemkab tidak tahu menahu, karena semua biaya berasal dari APBN. Termasuk soal biaya pembebasan lahan untuk proyek tersebut.
Pembebasan tanah
Sementara itu proyek tersebut sedikit terkendala dengan masalah pembebasan lahan, karena dana pembebasan lahan adalah patungan antara APBN, APBD provinsi dan APBD kabupaten.
’’Sebenarnya pemkab telah mengangarkan Rp 2 miliar untuk pembebasan lahan, namun dana itu dicoret oleh DPRD,” ujar Kepala Bappeda Blora, Edy Prianto, kemarin. Namun demikian pemkab tetap akan berusaha untuk memenuhi anggaran itu agar pembangunan tanggul berjalan sesuai waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar