[ Sabtu, 11 Juli 2009 ]
Bantah Istimewakan Tahanan Wanita
BLORA - Kejaksaan Negeri (Kejari) Blora menyatakan tidak pernah mengistimewakan salah satu tahanan. Khususnya tahanan wanita yang akan menjalani sidang di pengadilan negeri (PN) setempat.
Hal ini ditegaskan Kasi Pidum Kejari Blora Suryadi kepada wartawan koran ini kemarin (10/7). Menurut dia, pihaknya memang tidak memasukkan tahanan wanita yang akan menjalani sidang di ruang tahanan PN. Alasannya, di PN Blora hanya ada satu ruang tahanan dan tidak ada tahanan khusus bagi wanita. ''Para tahanan yang akan menjalani sidang itu kan sudah lama berpisah dengan keluarga. Kami tidak mau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan jika tahanan laki-laki dan perempuan jadi satu (ruang),'' terang pria kelahiran Sidoarjo itu.
Terkait keberadaan terdakwa Nurkasih, Kades Semampir Kecamatan Jepon di kantin belakang PN usai sidang Selasa (7/7) lalu, Suryadi menyatakan penasehat hukum (PH) terdakwa kasus penggelapan raskin itu telah meminta izin kepada petugas. Selain itu, kata dia, PH yang bersangkutan ingin berbicara empat mata dengan terdakwa. ''Tapi, kami tetap akan membahas masalah ini dengan pimpinan. Jika pimpinan memberikan petunjuk tahanan laki-laki dan perempuan yang akan menjalani sidang harus jadi satu ruang, ya akan kami laksanakan,'' tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, beberapa pengunjung dan petugas PN Blora menilai petugas keamanan Kejari Blora memberikan perlakuan khusus kepada terdakwa kasus penggelapan raskin, Nurkasih. Sebab, usai sidang terdakwa tidak langsung digiring ke ruang tahanan seperti para terdakwa lain. Dia justru leluasa menyapa para koleganya yang ada di PN Blora. Bahkan, terdakwa juga makan siang di kantin belakang kompleks gedung PN Blora ditemani PH-nya, Tatik Sudaryanti. (dim)
Hal ini ditegaskan Kasi Pidum Kejari Blora Suryadi kepada wartawan koran ini kemarin (10/7). Menurut dia, pihaknya memang tidak memasukkan tahanan wanita yang akan menjalani sidang di ruang tahanan PN. Alasannya, di PN Blora hanya ada satu ruang tahanan dan tidak ada tahanan khusus bagi wanita. ''Para tahanan yang akan menjalani sidang itu kan sudah lama berpisah dengan keluarga. Kami tidak mau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan jika tahanan laki-laki dan perempuan jadi satu (ruang),'' terang pria kelahiran Sidoarjo itu.
Terkait keberadaan terdakwa Nurkasih, Kades Semampir Kecamatan Jepon di kantin belakang PN usai sidang Selasa (7/7) lalu, Suryadi menyatakan penasehat hukum (PH) terdakwa kasus penggelapan raskin itu telah meminta izin kepada petugas. Selain itu, kata dia, PH yang bersangkutan ingin berbicara empat mata dengan terdakwa. ''Tapi, kami tetap akan membahas masalah ini dengan pimpinan. Jika pimpinan memberikan petunjuk tahanan laki-laki dan perempuan yang akan menjalani sidang harus jadi satu ruang, ya akan kami laksanakan,'' tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, beberapa pengunjung dan petugas PN Blora menilai petugas keamanan Kejari Blora memberikan perlakuan khusus kepada terdakwa kasus penggelapan raskin, Nurkasih. Sebab, usai sidang terdakwa tidak langsung digiring ke ruang tahanan seperti para terdakwa lain. Dia justru leluasa menyapa para koleganya yang ada di PN Blora. Bahkan, terdakwa juga makan siang di kantin belakang kompleks gedung PN Blora ditemani PH-nya, Tatik Sudaryanti. (dim)
[ Sabtu, 11 Juli 2009 ]
Bursa Calon Ketua DPRD Marak
Bursa Calon Ketua DPRD Marak
BLORA - Jadwal pelantikan anggota DPRD Blora periode 2009-2014 masih belum jelas. Namun, bursa calon ketua DPRD kini sudah mulai hangat dibicarakan.
Saat ini sudah dua nama yang disebut-sebut bakal bertarung merebut kursi orang nomor satu di legislatif Kota Sate tersebut. Yakni, Maulana Kusnanto dari Partai Golkar dan Bambang Susilo dari Partai Demokrat.
Sebenarnya, masih ada satu calon yang berpeluang menggantikan Warsit. Yakni, ketua DPC PDIP Hartomi Wibowo alias Tomo. Namun, beberapa waktu lalu tokoh PDIP itu meninggal dunia sehingga partai berlambang kepala banteng moncong putih itu harus menyiapkan calon lain. ''Kursi PDIP kan terbanyak kedua, jadi layak kalau mencalonkan sendiri,'' ujar Siswanto, sekretaris KNPI Blora kemarin.
Sementara Maulana Kusnanto saat dikonfirmasi belum menjelaskan secara detail apa yang akan dilakukan untuk merebut kursi ketua dewan. Sebab, wakil ketua DPRD Blora ini mengaku masih menunggu aturan yang ada. Hanya, secara informal dia mengaku sudah berkomunikasi dengan calon anggota DPRD yang lain. ''Belum saatnya, kita tunggu aturannya dulu bagaimana,'' katanya.
Hal yang sama disampaikan Bambang Susilo. Namun, dia mengaku kalau sekarang memang sudah menggalang dukungan. Dengan perolehan kursi terbesar ketiga, jago dari Partai Demokrat itu mengatakan minimal akan mendapat jatah wakil ketua DPRD. Hanya, kalau memang ada kesempatan untuk menjadi ketua dewan tentu tak akan disia-siakan. (ono)
Saat ini sudah dua nama yang disebut-sebut bakal bertarung merebut kursi orang nomor satu di legislatif Kota Sate tersebut. Yakni, Maulana Kusnanto dari Partai Golkar dan Bambang Susilo dari Partai Demokrat.
Sebenarnya, masih ada satu calon yang berpeluang menggantikan Warsit. Yakni, ketua DPC PDIP Hartomi Wibowo alias Tomo. Namun, beberapa waktu lalu tokoh PDIP itu meninggal dunia sehingga partai berlambang kepala banteng moncong putih itu harus menyiapkan calon lain. ''Kursi PDIP kan terbanyak kedua, jadi layak kalau mencalonkan sendiri,'' ujar Siswanto, sekretaris KNPI Blora kemarin.
Sementara Maulana Kusnanto saat dikonfirmasi belum menjelaskan secara detail apa yang akan dilakukan untuk merebut kursi ketua dewan. Sebab, wakil ketua DPRD Blora ini mengaku masih menunggu aturan yang ada. Hanya, secara informal dia mengaku sudah berkomunikasi dengan calon anggota DPRD yang lain. ''Belum saatnya, kita tunggu aturannya dulu bagaimana,'' katanya.
Hal yang sama disampaikan Bambang Susilo. Namun, dia mengaku kalau sekarang memang sudah menggalang dukungan. Dengan perolehan kursi terbesar ketiga, jago dari Partai Demokrat itu mengatakan minimal akan mendapat jatah wakil ketua DPRD. Hanya, kalau memang ada kesempatan untuk menjadi ketua dewan tentu tak akan disia-siakan. (ono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar